News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub Jawa Barat

Wawancara Eksklusif - Ridwan Kamil: Kata Hati Balik ke Kampung Halaman

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kurator Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang juga Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berpose usai wawancara khusus dengan Tribunnews di Kantor Tribun Network, Jakarta, Selasa (28/5/2024). Ridwan Kamil ngaku banyak dorongan agar ia kembali maju memimpin Bumi Pasundan periode kedua, kata hatinya juga mengatakan balik ke kampung halaman. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Karena diatasnya cocok B dengan F gitu kan, maka si pengantinnya nomor satunya B dikawinkan dengan
pengantin yang dari F. Yang kadang-kadang kayak taaruf, jadi mencintai setelah menikah. Mayoritas kan.
Jadi persepsi publik seolah-olah nomor 1 bisa milih nomor 2 itu hampir impossible.

Artinya Kang Emil juga akan menunggu, konsepnya begitu?
Dua kali saya bukan pilihan saya, dan dua kali saya beradaptasi aja. Makanya kan kondusif ya.
Lima tahun saya dengan Pak Oden, kondusif. Lima tahun dengan Pak Uu, kondusif. Walaupun sering
terdengar kan pertentangan-pertentangan nomor 1, nomor 2. Kalau saya kan legowo aja, memberikan
ruang ke nomor 2.

Pertentangan itu bukan sesuatu yang tidak mungkin terhindar, yang penting apa dampak perekonomian
pembangunannya kemudian nyata bagi rakyat? Pada akhirnya emang rakyat nggak peduli drama-drama pemimpinnya yang dia pengen lihat kan pembangunan maju.

Apalagi kan saya yang jabat di Gubernur Jawa Barat itu kan kena Covid. Anggaran dipotong. Saya kan dimaki, gaji tidak tunai tidak tuntas. Ya sedih juga. Bukan saya malas kan tapi rencana uang yang udah disiapkan disalurkan Covid. Oh janjinya jalan aspal, kok bohong hari ini tuh. Ya bukan bohong, itu aspal sudah jadi beras. Berasnya dipake zaman Covid. Nggak, ini zaman saya. Kalau nggak ada Covid sudah jadi asfal. Tapi kan di momen itu makan asfal, kalau makan beras.

Kira-kira gitu ya. Tapi nggak semua orang paham kayaknya, oh Anda mau janji. Makanya jadi pemimpin polisi nggak boleh bapak. Harus siap disusunin. Kalau Pak Jokowi ya, berapa ribu konten haters Youtuber. Kalau Pak Jokowi baperan, gimana rame. Mending yaudah terima, diem aja, pasrah aja. Mending kerja jalan terus.

Kurator Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang juga Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjawab pertanyaan saat wawancara khusus dengan Tribunnews di Kantor Tribun Network, Jakarta, Selasa (28/5/2024). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Pemimpin ini tuh memang makin banyak cobaan sih? Persis, kata papatannya kan makin tinggi pohon, anginnya kan makin kencang. Tapi kalau saya tanya kata hatinya Pak Emil, lebih ser kemana?
Kalau kata hatinya tetap ke Kampung Halaman.

Terus kalau bisa saya tanya lagi kata hati, lebih kalau dipinang oleh Pak Prabowo misalnya untuk masuk di kabinet?
Pilihan yang tidak mudah, tapi saya harus kalau gini ya, dalam hidup itu kan saya selalu ambil keputusan
ya dua-dua bagus nih. Saya selalu matematis. Saya hitung plusnya, oh banyak disini. Saya hitung minusnya. Ini saya scoring ya. Yang skornya paling tinggi artinya plusnya banyak minus dikit saya pilih. Nah yang Menteri versus Gubernur belum saya scoring. Tapi kan tawaran Menteri ada. DKI survei lumayan. Jadi sekarang saya di kategorinya pusing banyak pilihan, dikasih pilihan tiga.

Berarti keputusannya nanti, bulan Juli ya?
Iya. Juli kita wawancara lagi.

Kang Emil, mana yang paling mempengaruhi keputusan penting selain istri dan keluarga?Ketenangan batin. Saya, kan udah saya bilang tadi ngapain saya pindah-pindah jauh kalau ternyata batin
tidak tenang. Saya itu udah ingin nyampe tidur. Saya kan udah 10 tahun mengabdi pada masyarakat. Makanya sekarang ada break setahun ya. September berhenti, November pemilihan lagi setahun lebih kan.
Saya senang banget, saya traveling, saya bangun kopi Jabarano saya, saya punya produk lelaki skincare,
macam-macam kan. Seru gitu. Kalau dulu makan tiap hari jadi komplain.
Tapi intinya itulah situasi hari ini. Saya sebagai kurator IKN jalan terus. Itu bela negara, tugas negara
sangat penting. Ngurus bisnis, mumpung lagi lowongan sambil persiapan menuju Juli, Agustus sampai nanti pemilihan. Saya orangnya multitasking. Semuanya saya urusin. Bisa lo semuanya berhasil.

Berarti nanti pas udah menjabat bisnis masih tetap jalan ya?
Yang nggak boleh itu pejabat jadi direktur. Atau komisaris itu nggak boleh. Atau mempromosikan..
Tapi kalau pejabat punya bisnis yang tidak conflict of interest itu nggak masalah. Kalau conflict of
interest itu pejabat punya bisnis kontraktor pemda. (Tribun Network/Reynas Abdila)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini