TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jelang digelar Pilkada Sumatera Barat (Sumbar), sejumlah nama mulai bermunculan, menyiapkan diri berlaga di pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Satu di antaranya adalah Raihan Ariatama, Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) periode 2021-2023 .
Akhir pekan lalu, ia menunjukkan keseriusannya dengan mengikuti proses penjaringan dan penyaringan di Partai Gerindra.
Nama Raihan kini berjejer bersama tiga tokoh lain, yakni Epyardi Asda, Ganefri dan Vasko Ruseimy sebagai bakal calon Gubernur Sumbar 2024 dari Partai Gerindra.
Raihan menuturkan, dorongan kepadanya untuk maju sebagai pemimpin di kampung halaman datang dari berbagai pihak. Dorongan itu muncul sejak 2023 lalu.
Saat itu, dorongan untuk maju di Pilgub Sumbar datang dari rekan-rekannya di HMI. Hanya saja, saat itu ia belum mengamini seruan untuk maju, lantaran masih memimpin dan menakhodai PB HMI.
"Sebetulnya dorongan ini sejak lama, sebelum saya selesai di PB HMI, dorongan itu sudah muncul, lebih kurang April 2023, akan tetapi karena saya masih menjabat, etikanya saya selesaikan dulu, baru bicara yang lain, hingga saya menyelesaikan tugas pada Desember 2023," kata Raihan.
Raihan menjelaskan, selama ini ia memang banyak beraktivitas di DKI Jakarta, namun tidak bisa dipisahkan juga dengan daerah asal.
Pria 31 tahun yang lahir di Bukittinggi ini menyebut, meskipun ia berkarir di nasional, dorongan juga datang dari rekan-rekannya di Sumbar.
"Bagaimanapun saya besar dan lahir di Sumatera Barat, dan karena berkarir di nasional, banyak juga teman-teman di Sumatera Barat yang menyoroti sebagai individu atau kelompok organisasi yang sama dengan saya. Dari teman-teman tersebut banyak sekali dorongan saya ikut kontestasi Pemilihan Gubernur Sumatera Barat 2024," ujar Raihan.
Pengamat politik sekaligus advokat dari 2Indos, Khalid Akbar mengatakan perkembangan pemberitaan media yang memunculkan generasi millenial pada pusaran bacagub Sumatera Barat, di antaranya Yuliandre Darwis, Fadly Amran, Zigo Rolanda dan termasuk Raihan Ariatama sebagai pemimpin alternatif beberapa hari belakangan ini, itu patut diapresiasi.
"Karena jika pemuda-pemuda minang sudah dipercaya, diperbincangkan dan digaungkan untuk memimpin teritorial Provinsi, berarti telah terjadi 'Progresivitas Berfikir Politik' pada masyarakat minang di Sumatera Barat," ujarnya kepada Tribunnews.com, Minggu (2/6/2024) kemarin.
Khusus Raihan, kata Khalid, langkah-langkah politiknya jangan hanya menjadi safari politik yang kosong isi dan pertunjukan seminar dialektika yang kosong makna.
"Raihan Ariatama sebagai insan cita yang mengemban misi keumatan dan kebangsaan harus membuktikan kepada para stakeholder penting yang akan mempengaruhi elektabilitasnya pada Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur 2024 bahwa dirinya berjuang untuk Sumatera Barat," jelasnya.
Ia menambahkan, Raihan sebagai perwakilan millenial yang pernah berada di panggung aktivis nasional, katanya, harus paham bahwa Sumatera Barat adalah Provinsi yang menggenggam agama Islam dan mengokohkan adat dalam menjalankan kehidupan sehari-seharinya.
"Raihan harus mampu menawarkan, meyakinkan dan memberikan solusi kepada masyarakat dengan program-program yang dapat melindungi, mengokohkan dan mamajukan Adaik basandi Syarak bukan malah membenturkan antara keduanya, di tengah keharmonisan yang sudah lama menjadi kearifan lokal masyarakat Sumatera Barat," ucapnya.
Selain kedua hal di atas, menurutnya, penting bagi Raihan untuk mampu mengakomodir kepentingan minoritas non muslim yang ada di seluruh kota/kabupaten yang ada di Sumatera Barat dan memberikan perhatian khusus terhadap Pembangunan masyarakat dan Infrastruktur di Kabupaten Mentawai.
Profil Raihan Ariatama
Raihan Ariatama merupakan sosok berdarah Minang yang lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada 25 Desember 1992.
Setelah lulus dari SMA, laiknya orang Minang pada umumnya yang suka merantau, Raihan merantau ke Pulau Jawa untuk menempuh studi di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Di Kampus Bulaksumur ini, Raihan menempuh studi S1 di Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (2011-2016).
Kemudian, Raihan melanjutkan studi S2 di Magister Ekonomi Pembangunan (MEP) UGM, Konsentrasi Perencanaan Pembangunan Daerah (2017-2019).
Beberapa organisasi telah ia geluti dan terlibat aktif di dalamnya di antaranya; di level intra kampus, Raihan terlibat aktif di Jamah Muslim Fisipol (JMF) UGM (2011-2012), Korps Mahasiswa Politik dan Pemerintahan (KOMAP) UGM (2011-2012), Partai Mahasiswa (Boulevard Party) sebagai Ketua Umum (2013-2015).
Termasuk di Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) UGM sebagai Menteri Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PSDM) (2014).
Sementara di level ekstra kampus, Raihan aktif di Forum Komunikasi Mahasiswa Minang (FORKOMMI-UGM) sebagai Ketua Umum (2013-2014) dan berproses di Himpunan Mahasiswa Islam.
Di HMI, Raihan berproses mulai dari tingkatan komisariat, cabang hingga pengurus besar yakni sebagai Ketua Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Pemuda (PTKP) HMI Komisariat Fisipol UGM (2013-2014).
Kemudian sebagai Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah (PPD) HMI Cabang Bulaksumur Sleman (2015-2016), Ketua Umum HMI Cabang Bulaksumur Sleman (2016-2017), dan Fungsionaris PB HMI.
Setelahnya, ia terpilih menjadi Ketua Umum PB HMI periode 2021-2023 saat Kongres di Surabaya Jawa Timur.
Sumber: TRIBUN PADANG