Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini mengungkap sejatinya sampai pada Pemilu 2024 ini, angka keterwakilan perempuan di legislatif Indonesia masih minim.
Bahkan kata Titi, masih banyak partai politik yang berlaga di Pileg kemarin angka keterwakilan perempuannya berada di bawah 20 persen.
Baca juga: Surya Paloh Beri Rekomendasi kepada Rudy Masud Maju Jadi Cagub di Pilkada Kalimantan Timur 2024
Padahal Undang-Undang Pemilu memandatkan setiap partai politik harus memiliki minimal 30 persen keterwakilan perempuan di setiap daerah pemilihan (dapil).
Pernyataan itu disampaikan Titi saat menjadi pembicara Simposium pra-Kongres Partai NasDem dengan tema 'Terobosan Mengatasi Ketimpangan Gender Bidang Politik di Indonesia'.
Baca juga: Demi Tak Jadi Alat Politik, Perludem Harap Ada Aturan Tegas Soal Implementasi Putusan MK dan MA
"Capaian per partai, NasDem adalah satu satunya partai yang keterpilihan perempuannya di atas 30 persen, tetapi di saat yang sama masih banyak partai yang keterpilihan perempuannya di bawah 20 persen," kata Titi dalam diskusi Simposium, di NasDem Tower, Gondangdia, Jumat (12/7/2024).
Sementara itu kata Titi, berdasarkan data yang didapat pihaknya, beberapa partai yang tidak memiliki keterampilan perempuan dalam jumlah di atas 30 persen merupakan di antaranya partai besar.
Sehingga menurut dia, masih diperlukan bagi seluruh partai untuk bekerja keras demi mewujudkan cita-cita UU di dunia politik tersebut.
"Dilihat dari data yang diambil dari CSIS bagaimana sejumlah partai itu masih belum mencapai bahkan angka di atas 20 persen, yakni Golkar PKS PAN itu masih berada di bawah 20 persen yang tentu saja butuh kontribusi dan kerjakeras yang lebih kuat lagi," kata dia.
Dalam kesempatan ini, Titi mendapati fakta kalau ternyata penentuan nomor urut calon legislatif saat bertanding sangat menentukan keterpilihan.
Baca juga: Perludem Sebut Putusan MA soal Batas Usia Calon Kepala Daerah Beri Peluang Kaesang Maju di Pilkada
Sementara, banyak caleg dari setiap partai, tidak menempatkan kader perempuan di nomor urut favorit untuk terpilih yang dominan di nomor 1 dan 2.
"Jadi pola keterpilihan nomor urut 1 dan nomor urut 2 itu masih berpengaruh ternyata dari sisi data karena partai memang menghendaki lebih punya kecenderungan nomor urut 1 dan 2 sementara perempuan paling banyak di nomor urut 3, 5 dan 6 ini data yang bisa kita lihat," tandas dia.