TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Mantan ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Irman Gusman, membuat kejutan.
Sekalipun menghadapi banyak ganjalan mulai dari dicoret pencalonannya dari daftar pemilih tetap (DCT) Pemilu 2024 hingga kampanye hitam yang kontroversial, Irman Gusman kemungkinan besar tetap akan melenggang ke DPD RI.
Peluang come back Irman ke Senayan, terlihat dari hasil quick count SBLF MYriset, atas Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilu DPD Sumatera Barat (Sumbar), Sabtu (13/7/2024).
Data quick count menunjukkan Irman Gusman masuk dalam 4 calon yang mendapatkan suara terbanyak.
Sehingga Irman berpeluang menjadi satu dari 4 calon yang akan duduk di kursi DPR mewakili dapil Sumbar.
“Setelah data masuk 100 persen, QC SBLF dapatkan hasil Cerint 18.18 persen, Muslim M Yatim 16.74%, Jelita Donal 13.7%, dan Irman Gusman 11.87%,” kata Direktur SBLF MYriset, Edo Andrefson. Hitung cepat dilakukan di 800 TPS se-Sumbar, dengan MoE 3.1%.
Jika hasil hitung cepat ini sesuai dengan hasil akhir rekapitulasi suara KPU, maka Irman Gusman akan menjadi anggota DPD RI termahal di Indonesia. Pasalnya, PSU Pemilu DPD diselenggarakan karena MK mengabulkan gugatan sengketa pemilu yang diajukan Irman Gusman.
PSU Pemilu Sumbar yang mengantarkan Irman Gusman ke DPD ini , menelan biaya tidak kurang dari Rp.360 miliar. Kelalaian dan kengototan KPU menolak putusn PTUN Jakarta membuat Irman menjadi anggota DPD dengan biaya termahal.
Wakil Ketua LHKP Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumbar, Yosmeri, mengakui, ketangguhan dan pejuang sejati Irman Gusman.
Menurutnya, Irman lolos ke DPD RI lewat proses panjang dan melewati banyak hadangan.
Dijelaskannya, Irman memenangi PSU dan lolos ke DPD tanpa berkampanye. Tidak ada sosialisasi ataupun alat peraga Irman Gusman di Sumbar. Hal ini karena selama proses PSU para calon anggota DPD tidak boleh berkampanye. Ini menjadi tantangan buat Irman karena ia juga tidak berkampanye pada pelaksanaan pemilu, karena bukan calon anggota DPD.
“Kita di perserikatan juga berupaya membantu dengan mengoptimalkan potensi yang ada dari cabang hingga ranting agar keterpilihan pak Irman bisa kita wujudkan,” kata Yosmeri.
Tidak itu saja, Irman juga harus menghadapi isu kampanye hitam korupsi yang kontroversial. Tapi ternyata Irman Gusman tetap mendapat kepercayaan masyarakat Sumbar.
Menurut Yosmeri, masyarakat Sumbar merupakan pemilih yang kritis dan cerdas. “Sebagian besar masyarakat Sumbar kan pemilih cerdas. Dengan adanya putusan MK (Mahkamah Konstitusi) tanpa dissenting opinion, itu membuktikan pak Irman tidak ada persoalan. Buktinya masyarakat tetap mempercayai Irman Gusman, tidak terpengaruh dengan isu-isu itu,” papar Yosmeri.