Di sisi lain, dukungan terhadap Rudy Susmanto relatif belum maksimal, karena angka popularitas yang masih belum optimal.
“Saat ini angka popularitas Rudy Susmanto sebesar 14.5%, sedangkan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) Kabupaten Bogor sebesar 3.8juta pemilih.
“Jika melihat DPT dan luasan wilayah Kabupaten Bogor, tentunya menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dikerjakan oleh Rudy Susmanto, mengingat Pilkada Kabupaten Bogor tidak lama lagi,” tuturnya.
Ardian menegaskan, empat elektabilitas tertinggi para calon bupati Bogor 2024, tiga diantaranya diisi oleh tokoh partai yang bernaung di Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Jika pada akhirnya Koalisi Indonesia Maju (KIM) memajukan paket bersama dalam Pilkada Kabupaten Bogor 2024, secara hitungan kertas dan elektabilitas, maka pemilihan bupati Bogor sudah selesai.
“Jika sudah selesai, siapa yang diuntungkan? Yang diuntungkan tentu masyarakat, karena calon bupati dari KIM sudah bisa menyusun langkah strategis untuk langsung bekerja menyelesaikan masalah-masalah yang ada di Kabupaten Bogor,” kata Ardian.
Adapun persoalan yang harus dibereskan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor menurut LSI diantaranya, masalah ekonomi, masalah kemacetan, masalah infrastruktur, masalah pendidikan dan masalah kesehatan.
Baca juga: Jelang Pilkada Kabupaten Bogor, Jaro Ade Disebut Masuk Bursa Cabup Potensial, Siapa Lawannya?
“Itulah inti pilkada, memunculkan pemimpin yang segera bekerja untuk kepentingan rakyat. Siap bekerja bersama-sama dengan semua stakeholder yang ada. Siap bekerja siang malam untuk melayani masyarakat,” pungkasnya.