Di Kabupaten Berau, misalnya, pasangan ini terdeteksi akan unggul diatas 50% pada di 7 (tujuh) dari total 15 kecamatan.
Sementara di kecamatan lainnya akan meraih kisaran 30-40 persen total suara. Di Kecamatan Biatan, misalnya, Rudy-Seno berpotensi menguasai 66% suara di 30 TPS.
Sementara, koalisi partai pendukung Isran-Hadi diperkirakan hanya akan meraih 3% suara. Sisa suara yang sekitar 30% akan menjadi rebutan keduanya.
Di Kabupaten Kutai Barat, algoritma analisis Bigdata PatraData menunjukkan pola yang sama. Koalisi partai pengusung Rudy-Seno akan dominan di 17 kecamatan.
Bahkan, di Kecamatan Linggang Bigung dan Long Iram dominasi Rudy-Seno bisa mencapai 78 persen.
Selebihnya, rata-rata penguasaan mereka di seluruh TPS di Kutai Barat di kisaran 20-40 persen. Kemungkinan perolehan terkecil hanya terdeteksi di Kecamatan Damai yakni hanya 3 persen. Di Kabupaten Paser, dominasi Rudy-Seno bahkan terbaca di 10 kecamatan.
Situasi ini dipastikan akan menjadi problem besar bagi Isran-Hadi.
Tak punya pilihan pasangan ini harus berjibaku di kantong-kantong lawan khususnya di daerah padat pemilih khususnya di daerah perkotaan seperti di Balikpapan, Samarinda atau Bontang.
Di Kabupaten Paser, Isran-Hadi diperkirakan hanya akan meraup di bawah 20 persen total suara.
Di Kecamatan Batu Engau, Isran-Hadi bahkan diprediksi meraih suara dibawah 10 persen. Temuan mesin analisis bigdata PatraData, pasangan ini bahkan hanya meraih maksimal 2 persen total suara di 92 TPS di Kecamatan Long Kali.
Peluang Isran-Hadi akan bisa berbicara banyak jika melakukan Langkah-langlah progresif penggalangan dukungan suara maksimal di 60% dari total 1.547 TPS di Kota Samarinda yang memang padat penduduk.
Juga di Kutai Timur mereka bisa unggul di 64 persen dari 766 TPS yang ada, dan di Berau 51 persen dari total 419 TPS. Catatan bigdata PatraData, pasangan Rudy-Seno hanya meraih 17% dominasi dari total 315 TPS di Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda.
Pasangan Isran-Hadi bahkan lebih buruk lagi yakni hanya menguasai 2 persen suara. Artinya, peluang bagi Isran-Hadi terbuka untuk menguasai ratusan kantong suara yang bukan area dominasi Rudy-Seno.
Skenario penyelamatan bisa dilakukan Isran – Hadi yakni merangkul partai-partai nonparlemen.
Saat ini ada 7 partai nonparleman yang belum memberikan dukungan kepada calon mana pun, yaitu Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Buruh, Partai Perindo, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Ummat, dan Partai Garuda. Saat Pileg lalu, ketujuh partai ini meraih total suara 7 persen.
Dewi keberuntungan tampaknya memang lebih dekat ke kubu pasangan Rudy – Seno.
Sebagai parpol pemenang Pemilu di Kaltim, Golkar berhak mengusung sendiri calon bupati di lima kabupaten yakni Kota Balikpapan (16 kursi/35,56%), Kutai Kartanegara (9 kursi/20%), Kota Bontang (7 kursi/28%), Kabupaten Paser (7 kursi/23,33%) dan Kutai Barat (5 kursi/20%).
Belum lagi pencapaian kursi mereka yng lbh banyak dibanding parpol lainnya dibanding lainnya yang memungkinkan mereka memimpin koalisi pencalonan.
"Dapat dipastikan mesin politik Golkar Bersama koalisinya akan semakin efektif. Jika dimasukkan faktor koalisi besar di tingkat pusat (Koalisi Indonesia Maju/KIM) yang memenangkan Prabowo – Gibran, maka waktu kemenangan bagi Rudy – Seno tinggal menunggu waktu," katanya.
Di Pilkada Kota Samarinda, anggota DPRD Kaltim dari Golkar yakni Andi Satya Adi Saputra, akan bertarung menghadapi incumbent Andi Harun.