News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub DKI Jakarta

Sederet Tanda-tanda Ucapan Ahmad Sahroni Soal NasDem Tarik Dukungan untuk Anies Bisa Jadi Kenyataan

Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anies Baswedan dan Ahmad Sahroni.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ucapan Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni soal nasib Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024 bisa benar kejadian.

Sampai saat ini, hanya Anies Baswedan yang resmi mengantongi dukungan partai politik (parpol) untuk maju di Pilkada Jakarta 2024.

Anies dapat dukungan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai NasDem.

Ahmad Sahroni, mengungkap adanya 'dewa-dewa' yang bakal mengatur jalannya Pilkada Jakarta 2024.

Wakil Ketua Komisi III DPR itu menyebut, sosok 'dewa-dewa' yang dimaksud bakal membuat nama-nama yang maju di Pilkada Jakarta sulit diprediksi oleh pengamat politik.

"Ini kan masih sangat dinamis, Jakarta agak sedikit unik. Karena ini tidak mudah dan tidak bisa ditafsirkan oleh para pengamat-pengamat itu," ucap Sahroni, Kamis (25/7/2024).

"Yang hanya tahu adalah para dewa-dewa yang ada di Republik ini."

Sahroni tidak menyebut secara pasti sosok 'dewa-dewa' yang dimaksudnya.

Ia hanya mengatakan, 'dewa-dewa' tersebut bakal menentukan sosok yang menjadi calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) di Pilkada Jakarta mendatang.

"Nah in the end, kapan akan terjadi keputusannya, siapa dengan siapanya, itu nanti pada waktunya nanti teman-teman akan tahu," imbuhnya.

"Selama fleksibilitas dinamisnya politik di Jakarta itu ditentukan oleh para 'dewa-dewa' yang ada di republik ini, gue enggak bisa simpulkan, tetapi para dewa-dewa itulah yang akan mengambil keputusan," ujarnya.

Dalam kesempatan berbeda, Sahroni juga mengungkap keputusan NasDem masih bisa berubah hingga pendaftaran pada KPU mendatang.

"Bisa dicabut, bisa saja tidak dilanjutkan (dukungan ke Anies) untuk pendaftaran," kata Sahroni di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/7/2024).

Sahroni mengingatkan para calon kepala daerah yang sudah memegang rekomendasi dari NasDem masih bisa dibatalkan.

Aturan ini tidak berlaku hanya kepada Anies saja.

"Yang udah ditetapin misalnya. Belum tentu juga.

Yang ditetapin, oke, akan daftar. Karena politik itu sangat dinamis. Lu boleh megang rekomendasi.

Tahu-tahu rekomendasi dibatalin. Who knows?" ucapnya.

Di sisi lain, Sahroni mengaku tidak tahu apakah Anies sudah mendapatkan surat rekomendasi dari NasDem.

Hanya saja, ia mengingatkan dukungan masih bersifat dinamis.

Baca juga: HNW Sebut Koalisi PKS dan NasDem Lebih dari Cukup Untuk Usung Anies Baswedan

"I dont know, saya belum tau karena saya bukan Bapilu. Mana sih suratnya, mana suratnya? Gue sebagai orang NasDem aja belum tahu. Karena bukan di Bapilu gue ya. Jadi semua sangat dinamis," ungkapnya.

Lebih lanjut, Sahroni kembali mengingatkan bahwa keputusan dukungan kepada Anies masih bisa berubah. Menurutnya, keputusan final nantinya akan diketok oleh Surya Paloh.

"Enggak kan pertimbangannya ada di ketua umum, bukan di saya. Tapi semua ketua umum. Mau lanjut tetap sampai pendaftaran, atau ada yang ganti. Atau ada proses yang lain. Tapi yang pasti, temen-temen harus sadari bahwa ini proses dinamika politik sangat dinamis. Jadi, naik turun kadang dia. Dan mudah-mudahan kalau sampe ujung sampai daftar ya," pungkasnya.

Tanda-tanda bakal terjadi

Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, akan ada partai politik lain yang bekerja sama dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) alias "Kim Plus" di dalam pemilihan gubernur (Pilgub) 2024.

Dasco menyebut, kerja sama KIM Plus itu akan dilakukan di beberapa daerah seperti Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

"Ada Jawa Tengah, ada DKI kan begitu, Jawa Tengah," kata Dasco sesuai menghadiri acara Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Perindo 2024 di  Jakarta, Rabu (31/7/2024).

Menurutnya, keputusan mengenai siapa yang diusung dalam Pilkada di beberapa daerah tersebut menunggu presiden terpilih, Prabowo Subianto pulang dari luar negeri.

"Ini nunggu Pak Prabowo pulang. Akan ada pertemuan dari partai-partai koalisi. Koalisi Plus, Koalisi Indonesia Maju Plus," ujar Dasco.

Namun, Dasco enggan menyebutkan siapa partai politik (parpol) yang akan bekerja sama dengan KIM.

"Plus ada partai lain dong yang ikut kan begitu. Akan membicarakan mengenai Pilkada tadi," ucapnya.

Sebagaimana diketahui, KIM dibentuk dalam Pilpres 2024 lalu. KIM adalah gabungan partai pendukung Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Mereka di antaranya Gerindra, Golkar, Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Garuda, Prima, dan Gelora.

Golkar beri sinyal Ridwan Kamil dapat lampu hijau maju Jakarta

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus menyatakan terbuka kemungkinan Ridwan Kamil akan maju di Pilkada Jakarta 2024.

Baca juga: Giliran PKB Beri Sinyal Batal Usung Anies di Jakarta, Pertimbangkan Gabung KIM Plus

Pernyataan itu disampaikan oleh Lodewijk menyusul ungkapan dari Airlangga Hartarto yang mengatakan kalau Golkar di Jawa Barat sudah temui kesepakatan dukung Dedi Mulyadi.

"Yang jelas tadi kan Ketum sudah sampaikan bahwa kita framenya kita adalah Koalisi Indonesia Maju. Tentunya disitu ada Partai Golkar, Gerindra, PAN, kemudian Demokrat. Nah itu yang kita utamakan. Jadi kita tidak ingin antara Koalisi Indonesia Maju, ya semaksimal mungkin kita barengan," kata Lodewijk saat ditemui awak media di Djakarta Theater, Jumat (2/8/2024) malam.

Dengan begitu, maka kata Lodewijk untuk di Jakarta, Golkar akan benar mengusung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur di Pilkada.

Bahkan kata Wakil Ketua DPR RI itu, slogan Ridwan Kamil on the way 'otw' Jakarta yang pernah mencuat beberapa hari lalu, akan benar terjadi.

"Ya itu yang kita, Pak Deddy disana berarti otw RK jadi benar. Mungkin baliho dipasang lagi kali ya," ujar dia.

Sementara perihal dengan pengumuman kapan Ridwan Kamil akan diusung di Pilkada Jakarta, Lodewijk menyebut dalam waktu dekat.

Dirinya memastikan kalau sebelum pendaftaran ke KPU RI pada 27 Agustus sudah ada kepastian dan pengumuman tersebut.

"Tanggal 27 Agustus sudah pengumuman, ya berarti udah pasti (RK di Jakarta). Berati sebelum tanggal 27," ujarnya.

Saat ditanyakan soal parpol mana yang kemungkinan bakal bergabung dengan KIM di Pilkada, Lodewijk tidak menjelaskan secara detail.

Namun, dirinya mempertegas pertanyaan dari awak media soal isu Partai NasDem akan bergabung dan melepas dukungan untuk Anies Baswedan.

"Bahkan bisa dikaitkan dengan pertanyaan ini tadi. Nah itu kan dibilangin tadi (NasDem, kalian) jawab sendiri. Kita masih menunggu," katanya.

Pengamat sebut karena elektabilitas Anies belum 50 persen

Pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan, dirinya tak kaget jika Partai NasDem batal mengusung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta.

Sebab, hasil survei terkait elektabilitas Anies di Pilkada Jakarta tidak menyentuh angka 50 persen.

"Per hari ini enggak kaget jika partai politik akhirnya turun naik ke Mas Anies, karena surveinya juga enggak sampai 50 persen, jadi pasti parpol pun menimbang-nimbang," kata Hensat, sapaan akrabnya para Jumat (2/7/2024).

Hensat menduga, NasDem, PKS, dan PKB menyadari Anies sudah merupakan tokoh nasional, sehingga tak pantas untuk diusung di level daerah.

Dia menilai, situasi Anies saat ini tidak ideal. Sebab, keputusan satu parpol untuk mendukung Anies saat ini juga berpengaruh untuk dinamika politik di tahun 2029.

Karenanya, Hensat menyebut bahwa Anies saat ini akan ideal untuk maju Pilkada Jakarta jika diusung dari Koalisi Indonesia Maju.

Anies Baswedan bersama Surya Paloh (Youtube NasDem TV)

"Namun itu hanya bisa terjadi jika Anies memiliki perjanjian tertentu dengan KIM, karena saya tak menemukan alasan mengapa Prabowo dan Jokowi mempersilakan Anies maju sebab ini semua untuk 2029 kan," ujarnya.

Hensat berpandangan, harapan Anies untuk tetap maju Pilkada Jakarta berada pada tangan PDIP dan PKS.

Namun, kata dia, menyatukan dua parpol tersebut juga sulit karena perdebatan siapa sosok yang akan mendampingi Anies.

Di sisi lain, Hensat menuturkan bahwa Pilkada Jakarta 2024 bisa jadi tanpa Anies Baswedan.

"Saya melihat kabar Ridwan Kamil juga menguat untuk diusung di Jakarta, makanya saya katakan bisa jadi Pilkada Jakarta enggak ada Anies-nya, sehingga dari parpol juga lebih nyaman untuk bertarung di Jakarta," ucapnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini