"Dengan tingginya pemilih mengambang maka Pilgub Jakarta masih sangat dinamis. Apalagi mayoritas pemilih mengambang akan menentukan pilihannya jelang hari pencoblosan," kata Adi saat merilis hasil surveinya, Selasa (29/10/2024).
Dengan waktu kampanye yang tersisa kurang dari satu bulan, Adi mengatakan, pemenang di Pilgub Jakarta bergantung dari kekuatan strategi dan agresivitas mesin kampanye masing-masing paslon.
"Kerja sampai ujung adalah kuncinya," ujar Adi Prayitno.
Lebih lanjut, temuan menarik dalam survei PPI, yaitu ketiga paslon masih memiliki pekerjaan rumah (PR) mengenai popularitas.
Saat ini, calon yang memiliki popularitas cukup baik di Jakarta baru Ridwan Kamil dan Rano Karno.
"Di kubu RIDO popularitas Suswono masih perlu dimaksimalkan untuk mendongkrak elektabilitas pasangan."
"Di kubu Pramono-Rano popularitas Pramono Anung masih harus ditingkatkan agar mampu mengimbangi kuatnya popularitas Rano Karno," ungkapnya.
Sementara itu, popularitas Dharma-Kun masih begitu anjlok.
"Padahal popularitas merupakan modal paling fundamental yang harus dimiliki oleh para calon kepala daerah," ujarnya.
Survei ini juga merekam pilihan pemilih berdasarkan kesukuannya.
Mayoritas pemilih asal Sunda, yaitu 69,8 persen ke pasangan RIDO, sedangkan pemilih suku Betawi lebih condong ke Pramono-Rano, sebesar 58,8 persen.
"Dengan pemilih Sunda yang merapat ke RIDO dan pemilih Betawi yang merapat ke Pram-Doel, maka pemilih Jawa yang populasinya terbesar di Jakarta sekitar 35,5 persen akan menjadi battle ground perebutan tahta Jakarta 1," ucap Adi.
Sebagai informasi, pengambilan sampel dalam survei ini dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 1.200 responden.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode face to face interview menggunakan kuisioner yang dilakukan oleh surveyor terlatih.