Selain itu, Ujang juga menilai rajinnya Pramono-Rano untuk turun ke masyarakat Jakarta turut menjadi faktor terdongkraknya elektabilitas paslon yang diusung PDIP ini.
"Artinya, mungkin pergerakan-pergerakan Pramono Anung makin masif turun ke bawah. Di saat yang sama, pendukung Anies juga banyak numplek ke Pramono Anung," katanya kepada Tribunnews.com, Selasa (5/11/2024).
Kemudian, Ujang juga menganggap debat perdana Pilkada Jakarta 2024 turut menjadi faktor naik turunnya elektabilitas paslon seperti yang dialami RK-Suswono.
Pasalnya, masyarakat Jakarta lebih rasional dalam memilih paslon yang akan memimpin mereka dalam lima tahun ke depan.
"Prosesnya lihat debat sedikit banyak berpengaruh dalam kenaikan elektabilitas kandidat. Jadi ada yang tersalip, ada yang naik, stagnan, ada yang turun," tuturnya.
Ujang juga meyakini tersalipnya elektabilitas RK-Suswono oleh Pramono-Rano karena terbelahnya internal Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
Menurutnya, hal itu terbukti dari tujuh mantan caleg KIM Plus mendeklarasikan untuk mendukung Pramono-Rano.
"Terpecahnya KIM Plus karena adanya dukungan caleg gagal untuk mendukung Pramono-Rano. Ini menguntungkan Pramono-Rano dan harus dipikirkan RK-Suswono agar kompak," katanya.
Lebih lanjut, Ujang mewanti-wanti agar RK-Suswono tidak terlena dengan adanya dukungan dari koalisi yang gemuk dan seluruhnya adalah partai pendukung pemerintah.
Menurutnya, rakyat Jakarta punya pemikiran tersendiri untuk menentukan pemimpin selanjutnya.
Selain itu, dia juga mengatakan perlunya persiapan lebih dari RK-Suswono untuk debat selanjutnya.
Dia menegaskan hal itu perlu dilakukan semata-mata demi mendongkrak elektabilitasnya yang tersalip oleh Pramono-Rano.
"Kekurangan yang harus dievaluasi oleh RK dan timnya agar jangan terlena karena walaupun didukung oleh KIM Plus dan kekuasaan, tapi rakyat punya caranya sendiri untuk memilih kandidat di Jakarta," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Pilgub DKI Jakarta