"Ziarah ke makam ulama besar di Polman ini sudah menjadi agenda tahunan kami warga Polman sebelum Ramadan,” ujar seorang peziarah, Sabahannur Ahmad.
"Sebagai tanda suka cita kami di dalam menyambut bulan suci," lanjut Sabahannur Ahmad kepada jurnalis Tribun-Sulbar.com Tribun Network.
Selain itu, Sabahannur juga mengungkapkan ziarah ini sebagai bentuk tanda cinta warga kepada ulama-ulama, yang merupakan penyebar agama Islam pertama di tanah Mandar.
Lantas kenapa naik delman atau bendi?
"Ini alat transportasi tradisional. Memang mobil dan motor sudah banyak dan makin canggih, tapi kami sengaja naik delman atau bendi ini untuk melestarikan alat transportasi tradisional yang sudah hampir punah di tanah Mandar," lanjut Sabahannur.
Selain menggunakan bendi, juga mengendarai becak motor (bentor).
Di tanah Sulawesi, Bentor merupakan alat transportasi perpaduan antara becak, dan sepeda motor yang telah dimodifikasi khusus.
"Total ada 15 bendi dan bentor ada empat kami gunakan," tuturnya.(Tribunnews.com/Tribun-Sulbar.com/Hasan Basri)
ARTIKEL INI JUGA TAYANG DI ;
Baca Selanjutnya: Tradisi warga polman ziarah ke makam ulama naik delman untuk lestarikan transportasi tradisional