TRIBUNNEWS.COM, TAKENGON – Subari, pria berdarah Jawa kelahiran Sumatera kini mengaku jauh lebih santai di usia 70 tahun.
Sembilan anak-anaknya sudah mendapatkan pendidikan tinggi di kampus-kampus terbaik. Dari 9 itu tinggal si bungsu yang masih menyelesaikan kuliah di UGM.
Subari seorang pedagang kelontong di Pasar Paya Ilang, Takengon, Aceh Tengah, Provinsi Nangroe Aceh Darusallam.
Ia banting tulang, pindah-pindah usaha, dan kini menghabiskan hari tua di Takengon. Pagi itu saat jurnalis Tribun Gayo Tribun Network menemuinya, ia sudah duduk di kios/lapak pasar.
Sesekali, ia terlihat sedang melayani konsumen yang datang membeli rempah-rempah untuk kebutuhan dapur.
Tersenyum, Subari menyambut ramah. Ia masih terlihat jauh lebih muda dari usianya sekarang.
Menurut Subari, kunci perjalanan hidupnya percaya dan yakin rezeki sudah ditetapkan Allah SWT.
Sosok Subari terlihat tangguh, penuh tanggung jawab, dan rela berkorban. Berwajah tegas namun penuh kasih sayang.
Itulah kata-kata yang dapat menggambarkan sosok ayah Sembilan anak ini.
Melewati banyak lika-liku dunia, asam garam kehidupan telah dirasakannya.
Subari yang kini berusia 70 tahun memang bukan seseorang yang berpendidikan tinggi layaknya para profesor.
Namun, nasihat-nasihat hebat yang selalu dituangkannya merupakan pelajaran paling berharga bagi kehidupan.
Sosok ayah yang menjadi inspirasi bagi anak-anaknya ini kesehariannya bekerja sebagai pedagang kelontong kecil di Pasar Paya Ilang, Takengon.
Usaha ini pun dijalani kurang lebih selama 20 tahun.