TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perempuan yang menumpang taksi pada malam hari di Jakarta menjadi sasaran empuk komplotan perampok. Bulan ini saja, tiga laporan masuk ke jajaran Polda Metro Jakarta. Sabtu lalu, seorang ibu dan putrinya menjadi korban keganasan sopir taksi dan kawanannya. Harta benda dirampok bernilai Rp 35 juta, termasuk uang ditarik tunai pelaku dari mesin ATM. Bagaimana ciri-ciri pelaku, simak serial berikut ini.
Erna Setyawati (54), korban perampokan di dalam taksi di Jalan Veteran Jakarta Selatan pada Sabtu (28/10/2012) malam, masih sempat-sempatnya mendoakan orang yang merampoknya agar mendapat berkah dari Tuhan.
"Waktu mau diturunkan, mau dibuang itu, saya bilang, Bang saya doakan semoga banyak rezeki, dapat kesehatan dari Tuhan. Istri dan anak Abang sehat semua, banyak rezeki yang barokah. Kata mereka, Amin, Amin, Amin," ujar Erna saat ditemui di kediamannya bilangan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kamis(1/11/2012).
"Mereka responnya santai saja, karena sepertinya mereka profesional, mungkin sudah biasa jadi penjahat, mungkin juga membunuh orang," tambah Erna.
Setelah perampok mengaminkan doa Erna, ia bersama Michelle Widyawati (24), putri tunggalnya, diturunkan dari taksi. Bukan dilepas begitu saja, kawanan perampok mengawal hingga mulut gang dekat Show Room BMW daerah Cilandak, Jakarta Selatan. Dan selama dikawal, mereka dilarang menoleh ke belakang.
"Kata dia, awas, kalau kamu menengok, saya bunuh, sampai mobil taksi itu menghilang kami enggak lihat," ujar Erna.
Erna menceritakan awal kejadian yang memilukan itu. Sabtu (28/10) sekitar pukul 17.00 WIB, mulanya dia dan Michelle berangkat dari rumah menuju pusat perbelanjaan Pondok Indah Mall (PIM) I untuk menemui teman Michelle, Ine. Michelle buah hati Erna dengan seorang warga Amerika. Namun sang ayah tidak sempat menunggu Michelle lahir, mereka sudah berpisah.
Setiba di PIM I pukul 18.00 WIB, Erna dan putrinya sempat makan bersama sebelum bertemu Ine.
"Ine datang kasih bahan baju seragam untuk acara pernikahan teman. Setelah itu, saya dan Michelle jalan-jalan di mal itu, cari bedak dan jeruk," kata Erna.
Malam semakin larut, kira-kira pukul 22.00 WIB, Erna dan putrinya beranjak pulang dengan terlebih dahulu mencari taksi. Lalu, taksi Primajasa tak berpenumpang datang, dan keduanya memutuskan naik menuju Petukangan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Sekitar pukul 22.15 WIB sampai di daerah Jalan Veteran, depan rumah makan Ampera, sopir menghentikan laju taksi. Tiba-tiba, sang sopir menggaruk-garuk kaki dan tak lama kemudian, tiga orang pria masuk dari pintu depan sisi kiri mobil.
"Katanya sopir, kakinya gatal. Tadinya, mau tanya, tapi tiba-tiba sudah datang dan langsung masuk tiga orang dari pintu depan bagian kiri. Pintu di samping saya, saya dorong enggak bisa terbuka, nge-locked (terkunci), sepertinya sudah dikunci dari sopir," tutur Erna.
Melalui satu pintu masuk itu, ketiga pelaku masuk dan dua orang diantaranya langsung berjalan melewati persneling mobil dan mengapit kedua korban. Ketiga orang tak diundang itu berteriak sebagai perampok dan mengancam membunuh Erna dan Michelle.
"Mereka langsung masuk gerabak-gerubuk. Mereka bilang, saya rampok, saya rampok, kau diam, nanti aku bunuh kau. Tiga orang enggak pakai penutup kepala," ujarnya.
Mereka minta semua barang yang ada di kedua korban. Penolakan kedua korban, tak digubris para pelaku.