TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tukang ojek yang biasa mengetem di bahu jalan samping Stasiun Tanah Abang Kini harus pindah. Dinas Perhubungan DKI Jakarta telah menyediakan lahan baru di depan pintu keluar Stasiun Tanah Abang untuk tukang ojek.
Salah seorang tukang ojek, Zainal, mengeluh soal lahan baru mereka itu. Zainal mengeluh soal fasilitas lahan yang dinilai kurang memadai. Pasalnya, lahan tersebut masih beralaskan tanah.
"Nanti kalau hujan pasti becek ini. Penumpang enggak mau lewat," ujar Zainal di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (6/2/2015).
Zainal meminta kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta agar mau merapikan lahan yang kini mereka singgahi. Dia membandingkan dengan lahan yang disediakan para tukang ojek di Stasiun Cikini. Di sana, lahan yang digunakan tukang ojek sudah beralaskan aspal.
Tukang ojek lain, Zulkifli, juga mengeluh karena jumlah penumpang mereka menurun. Penumpang kereta yang keluar stasiun kini tidak lagi melewati motor-motor mereka.
Melainkan melalui jalan kecil yang berada di samping stasiun. Jalan kecil tersebut merupakan tempat mereka mengetem dulu. "Enakan dulu sih. Nyari penumpang, pas dapet bisa langsung jalan. Kalau sekarang, lewat kita aja enggak," ujar dia.
Akan tetapi, Zainal dan Zulkifli mengakui pengaturan seperti ini membuat jalan di sekitar Stasiun Tanah Abang menjadi lebih tertib. Mereka pun mengaku akan bertahan dengan peraturan baru ini.
Mereka berharap tetap dapat lancar mencari penumpang walau tidak 'ngetem' di bahu jalan lagi. "Dishub juga untungnya mindahin tapi kasih kita tempat. Jadi ada solusi," ujar Zainal.
Dinas Perhubungan DKI Jakarta telah memasang pagar pembatas di sepanjang Stasiun Tanah Abang. Penumpang yang keluar dari pintu keluar stasiun harus menyusuri trotoar terlebih dahulu agar dapat keluar di ujung pagar pembatas.(Jessi Carina)