TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Rian Heriawan masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur pada Selasa (16/6/2015) petang.
Bocah yang berusia 10 tahun ini, menjadi korban peluru nyasar saat bermain di rumahnya Jalan Gamprit II Ujung, RT 05/14, Kelurahan Jatiwaringin, Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi.
Lina (34), tetangga korban mengatakan, peristiwa ini berawal saat korban tengah bermain play station (PS) di ruang televisi sekitar pukul 10.00. Saat sedang asyik bermain, tiba-tiba Rian merasakan luka perih di bagian punggung sebelah kiri.
Rian lalu merintih kesakitan hingga ibunya Ella (35) yang tengah menjahit di rumah mendengar teriakan putranya itu.
Saat dihampiri, Rian mengaku seperti ada yang memukul punggungnya. Ella pun terheran, sebab dia tidak mendengar suara yang aneh selain rintihan putranya.
Selain itu, Rian juga tengah bermain Play Station seorang diri. Untuk memastikan rasa sakit yang dialami anaknya itu, lalu Ella membuka pakaian Rian. Namun betapa terkejutnya Ella, saat mendapati punggung Rian bersimbah darah.
Panik dengan kondisi anaknya itu, Ella lalu membawa Rian ke klinik terdekat, tapi karena minimnya fasilitas di sana, dokter hanya bisa memeriksa dari pandangan mata saja.
Kemudian, dokter menyimpulkan bahwa Rian mengalami luka benturan benda tumpul. "Habis dari klinik, terus Rian dibawa pulang ke rumah oleh ibunya," katanya.
Setibanya di rumah, kondisi Rian bukannya membaik tapi dia terus mengerang kesakitan. Secara bersamaan, beberapa warga di sana menemukan delapan peluru laras panjang di sekitar rumah korban.
Warga yang bingung, lalu melaporkan kejadian ini ke jajaran Polsek Pondokgede untuk ditindaklanjuti. Berdasarkan penemuan itu, warga berkesimpulan bahwa Rian terkena peluru nyasar.
Hal ini diperkuat, saat kejadian, pintu rumah terbuka dan korban membelakangi pintu. Oleh keluarga, Rian dibawa ke RS Polri untuk diperiksa secara mendalam.
Di sana Rian menjalani pemeriksaan, salah satunya pemeriksaan CT-Scan menggunakan x-ray. "Dari pemeriksaan itu diketahui, bahwa ada peluru yang menyangkut di punggung Rian, " ucapnya.
Hingga Selasa (16/6/2015) petang, rumah pasangan suami-istri Agus dan Ella tampak sepi. Sebab pihak keluarga tengah mendampingi Rian yang terkulai lemah di rumah sakit.
Kapolsek Pondokgede, Komisaris Mohamad Dafi mengatakan, pihaknya masih menyelidiki kasus ini. Pihaknya juga bakal meminta bantuan melalui POM TNI untuk dapat membantu datang ke lokasi memastikan peluru dan tempat kejadian.
Hal itu dilakukan karena ada sembilan peluru lainnya yang ditemukan di sekitar lokasi yang diduga merupakan peluru-peluru dari senjata yang berasal dari Pelud Halim Perdana Kusuma. Adapun lokasi tersebut, biasa digunakan sebagai tempat latihan para prajurit.
"Kita tidak bisa bilang itu peluru TNI atau siapa. Bahkan, warga ada yang bilang peluru dari AU Halim yang lagi latihan menembak. Cuma kami mengundang POM TNI untuk membantu kami memastikan lokasi dan jenis pelurunya untuk penyelidikan," katanya.
Dia menambahkan, polisi belum bisa memastikan jenis peluru yang yang tersemat di tubuh Rian. Sebab dia masih menunggu hasil Uji Balastik Mabes Polri.
Sementara itu, dari foto gambar peluru dari handphone milik warga dapat dijelaskan peluru yang bersarang dan ditemukan warga merupakan jenis peluru senjata laras panjang.
Warga di sana juga mengaku, kerap menemukan sejumlah peluru-peluru yang sama dan warga menduga kalau peluru itu berasal dari latihan TNI di Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur. Sebab, lokasi antar keduanya tak jauh. (Fitriyandi Al Fajri)