"Pak Albert yang membawa Maulana ke RS Islam Pondok Kopi untuk mendapat perawatan," terang Ahmadi.
Tanpa CCTV
Gedung Multipiranti Graha berdiri sejak tahun 1990-an. Saat ini pemiliknya adalah Reyes Sembiring, pengusaha tambang dalam bendera PT Buena Persada Mining Services (BPMS). Selain dijadikan kantor Buena, Reyes juga menyewakan gedung kantor kepada belasan perusahaan lain.
Setelah mendengar kejadian, pagi-pagi sekali Reyes sudah datang ke gedung miliknya. Hingga kemarin, Reyes masih dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.
Meski telah berdiri cukup lama, gedung Multipiranti Graha tidak pernah dipasangi kamera tersembunyi alias CCTV (closed circuit television).
Akibatnya, baik petugas kepolisian maupun pihak keamanan gedung kesulitan mengidentifikasi siapa pelaku pelemparan granat. Saksi mata juga minim karena kejadiannya dini hari.
"Memang sejak awal gedung kita belum pernah dipasangin CCTV," ujar Usman (43), salah satu petugas keamanan gedung, Senin siang.
Usman merupakan salah satu dari enam satpam yang bekerja di Multipiranti Graha, termasuk Slamet dan Maulana yang menjadi korban. Tiap hari ada empat satpam yang bekerja. Dua pagi dan dua malam. Sedangkan dua lainnya libur.
Dikatakan Usman, setahu dia hanya dua gedung yang memiliki CCTV di sekitar tempat kejadian, yakni showroom Nissan dan pool Blue Bird Radin Inten. Namun, itu pun jaraknya cukup jauh dengan TKP.
Usman mengaku masih bingung terkait siapa pelaku pelemparan granat. Dia juga tak mampu menduga-duga, karena selama bekerja di Multipiranti Graha, dia tidak pernah mendengar ribut-ribut, baik itu seputar internal PT Buena maupun internal perusahaan lain yang menyewa gedung.
Sebagai petugas keamanan, dia juga merasa tidak pernah ada masalah, baik antara satpam dengan penyewa gedung (tennant), atau antara satpam Multipiranti dengan pihak luar. Misalnya dengan satpam perusahaan-perusahaan lain yang bertebaran di sekitar Jalan Radin Inten II. Karena itu, dia bingung siapa sasaran granat itu.
"Semua (petugas) sekuriti di sekitar sini teman saya, rata-rata orang kampung sini. Makanya nggak pernah ada masalah. Setahu saya di dalam kantor juga nggak pernah dengar ada masalah. Lha, tiba-tiba ada yang lempar granat," ujarnya. (Gopis Simatupang)