News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tukang Ojek Nyambi Jadi PNS Gadungan Ngutip Retribusi Kebersihan

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sarifudin (60) saat berfoto bersama di Mapolsek Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (18/2/2016) siang.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menggunakan penutup wajah, Sarifudin (60) hanya bisa meratapi hidupnya di Mapolsek Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (18/2/2016) siang.

Pria tua itu merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) gadungan ‎yang mengaku-ngaku dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta yang memungut retribusi terhadap para pedagang kaki lima (PKL) yang ada di Mampang Prapatan dan Kebayoran Lama.

Untuk mengelabui pedagang, pria yang tinggal di Tanah Abang, Jakarta Pusat itu selalu mengenakan pakaian PNS DKI.

Bahkan, dia juga mempunyai kartu identitas (ID Card) Dinas Kebersihan yang dipalsukan dengan Jarno.

Selain itu, dia membawa segepok karcis retribusi kebersihan dengan harga Rp 20.000.

‎Setiap harinya dia menyisir dari PKL hingga warteg serta toko-toko. Sudah sekitar 1 tahun belakangan dia menjadi PNS gadungan.

"Ini saya dulu bantu abang yang masih aktif di Kecamatan Kebayoran Lama untuk narikin retribusi. Jadi keterusan setelah kakak saya ngga aktif lagi," kata pria asal Aceh itu di Mapolsek Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (18/2).

 Menurutnya, kalau sedang ramai dia bisa mendapatkan uang sebesar Rp 100.000 dari meminta retribusi kebersihan dari PKL.

Untuk yang paling sedikit sendiri yaitu Rp 50.000. Dia mendapatkan karcis retribusi kebersihan itu dari oknum Dinas Kebersihan Jakarta Pusat dengan harga Rp 200.000.

"Karcis itu dapat dari temen saya dengan membayar uang rokok. Karena sudah ngga dipakai lagi retribusi karcisnya," tuturnya.

Kakek dari delapan cucu itu keseharian berprofesi sebagai tukang ojek.

Namun, karena penghasilannya sebagai ojek pangkalan menurun maka dia beralih profesi sebagai PNS Gadungan.

Dia pun rela menyewa motor Honda Revo sebesar Rp 15.000 untuk meyakinkan para PKL.

"Soalnya, kalau ngojek cuman dapat Rp 30.000. Saya harus gimana lagi untuk memenuhi kebutuhan keluarga," ucapnya seraya tidak bersalah.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini