Menurut Anies, diperlukan pemimpin atau orangtua yang dapat memberikan contoh, bukan hanya mengajarkan anak-anak dengan perkataan atau lisan.
"Kenapa kita perlu pemimpin yang bisa memberikan contoh? Karena contoh akan jadi kebiasaan dan bisa menular. Pemimpin itu mirip orangtua," terang Anies.
"Karena itu mengapa kita perlu memiliki pemimpin yang santun. Kebiasaan memarahi akan menular. Kalau di rumah saja menular, apalagi di daerah," paparnya.
Tidak lupa Anies menyinggung bahwa orangtua harus bisa dipercaya oleh anak-anaknya.
Dirinya bercerita bagaimana orangtua harus bersikap jujur kepada anak-anaknya.
"Misalnya saya sama istri mau kondangan, anak 5 tahun minta ikut. Cara paling gampang, yang kecil diajak main ke belakang biar enggak nangis. Bapak ibunya berangkat, terus anaknya main, bapaknya ibunya mana, sudah enggak ada," beber Anies.
Cara yang kedua, orangtua tetap jujur kepada anak-anak bahwa mereka akan pergi.
"Lalu mereka akan menangis. Tapi, enggak apa-apa menangis. Nanti sejam lagi pulang. Bedanya apa yang pertama dan kedua? Yang pertama si anak engga percaya lagi sama bapak ibunya," papar mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.
Lantas, Anies menghubungkan ceritanya itu dengan pemimpin di Jakarta.
Menurutnya, warga Jakarta hendaknya memilih pemimpin yang tidak berbohong dan bicara apa adanya soal kondisi di Jakarta.
"Kita ingin di Jakarta pemimpinnya bisa dipegang omongannya. Kalau iya, iya, kalau tidak ya tidak," ucapnya.