News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilgub DKI Jakarta

Ini Sejumlah Faktor Diduga Penyebab Kekalahan Ahok-Djarot di Pilgub DKI

Penulis: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan calon (paslon) Pilkada DKI Jakarta nomor pilihan dua, Ahok-Djarot melakukan konferensi pers usai melakukan debat publik Pilkada DKI Jakarta 2017 Putaran ke Dua di Hotel Bidakara, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (12/4/2017). Dalam konferensi pers tersebut Ahok-Djarot berterimakasih kepada para pendukung dan relawan yang membantu mensukseskan pilkada. TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekali lagi Pilkada DKI Jakarta Jakarta menunjukkan anomali data.

Hasil yang mengejutkan membuat semua lembaga survey meleset dalam membuat prediksi hasil akhir Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.

Pasangan calon Anies-Sandi unggul dengan raihan suara 57,95%, jauh mengungguli Ahok-Djarot yang hanya meraih 42,05% suara, menurut data real count KPU DKI Jakarta.

“Tidak ada satu pun lembaga survei yang berhasil memprediksi kemenangan telak Anies-Sandi,” ungkap Direktur Indonesia Watch for Democracy (IWD) Endang Tirtana, Selasa (25/4/2017) di Jakarta, mengomentari rilis sejumlah lembaga survei jelang hari-H pencoblosan.

Bahkan yang dikatakan mendapat rapor biru seperti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang hanya mematok suara Anies-Sandi pada angka 51,4%.

“Selisih prediksi suara Anies-Sandi dengan Ahok-Djarot versi LSI-Denny JA hanya 8,7%, jauh berbeda dengan real count KPU yang mencapai 15,9%,” lanjut Endang.

Lembaga-lembaga survei lain seperti Media Survei Nasional (Median), Saiful Mujani Research Center (SMRC), dan Charta Politika memprediksi suara Anies di bawah angka 50%.

“Prediksi Median 49,0%, SMRC 47,9%, Charta Politika 44,8%,” papar Endang.

Dari hasil tersebut tidak satupun lembaga yang berada di dalam margin error.

“Dengan margin of error dan undecided voters yang makin kecil jelang pencoblosan, semua survei gagal memprediksi lonjakan suara Anies pada hari-H,” kata Endang.

Bahkan catatan khusus bagi LSI Denny JA, seperti terekam di media, pada saat posisi data masuk Quick Count LSI Denny JA mencapai 99,7%, Anies-Sandi unggul 55,41% suara dibanding Ahok-Djarot dengan perolehan suara 44,59%.

Namun lompatan yang secara statistilk tidak mungkin terjadi ketika data masuk 100%, perolehan suara Anies-Sandi 57,67% dan Ahok-Djarot 42,33%.

“Jika KPU ingin melakukan audit, saya rasa fakta mengherankan ditengah semua lembaga yang melakukan Quick Count pada hari tersebut, maka data LSI Denny JA juga adalah merupakan Anomali dalam real-count Pilkada DKI Jakarta Putaran kedua” pungkas Endang.

Ada beberapa faktor yang kemungkinan bisa menjelaskan ini.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini