TRIBUNNEWS,COM, BEKASI - Air sisa wudhu terlihat masih membasahi wajah dan janggut panjang pria 40 tahun saat ditemui Tribun di Musala Al Hidayah, Desa Hurip Jaya, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (5/8) siang.
Kedua bola matanya juga tampak memerah. "Tidak bisa tidur nyenyak," kata pria yang disapa Rojali ini.
Rojali merupakan pendiri sekaligus pengurus atau lebih dikenal marbot Musala Al Hidayah.
Rojali menjadi saksi kunci kasus dugaan pencurian amplifier di Musala Al Hidayah yang membuat MA kemudian menjadi bulan-bulanan massa pada Selasa (1/8) sore lalu.
Rojali lalu menceritakan kronologi peristiwa hilangnya amplifier musala hingga akhirnya MA diduga sebagai pelaku pencurian.
Ia mengaku masih mengingat betul kejadian pada Selasa sekitar pukul 16.00 WIB, usai waktu salat Ashar.
Baca: Polisi Tetapkan Dua Orang Tersangka yang Membakar Seorang Pria di Bekasi
Sebab, pria yang belakangan diketahuinya berinisial MA tersebut masuk dan keluar musala tanpa menyapa atau pun memberi salam saat bertemu dengan dirinya.
Padahal, saat itu Rojali tengah membersihkan halaman musala. "Mari saya ceritakan supaya jelas semuanya," ucap Rojali saat mengajak keluar dari musala.
Ia menceritakan, MA datang ke musala beberapa menit setelah dirinya mengumandangkan adzan Ashar dan melaksanakan salat berjemaah dengan anaknya, Fahmi.
Usai menunaikan salat Ashar, Rojali bertemu dengan MA. Saat itu, MA terlihat kebingungan lantaran mencari tempat berwudhu.
Saat itu Rojali pun tak berprasangka apapun perihal pria yang tak dikenalnya itu.
Lantas, ia mengambil selang air untuk diisi di dalam sebuah ember besar tidak jauh dari halaman musala.
Ia menyiram permukaan tanah berdebu depan musala.