Baca: Pengakuan Pengurus Musala Soal Pencurian Ampli hingga Pria Dibakar: Demi Allah, Itu Biadab Sekali!
Hal itu dilakukan karena pihaknya akan menyelenggarakan haul organisasi desa di dalam dan halaman musala pada malam hari itu.
Di tengah aktivitas menyiram air ke tanah di halaman depan musala, Rojali melihat MA mengambil air wudhu di sisi kanan musala.
Beberapa menit kemudian, Rojali kembali pergi mengecek warung pulsanya yang berada sekitar 10 meter di depan musala.
Tak lama kemudian ia kembali lagi ke dalam musala untuk menyelesaikan pekerjaan bersih-bersih persiapan haul.
Rojali kembali berpapasan muka dengan MA yang saat itu keluar meninggalkan musala. Namun, untuk kali kedua ia tidak melihat ada senyum maupun sapa dari MA.
"Pas keluar ya biasa saja, saya tidak memerhatikan betul dia. Hanya lewat saja sudah," tuturnya.
Baca: Kalau Marah Jangan Pegang Ponsel, Ini Akibatnya
Cek sound system
Tidak lama kemudian, paman Rojali, Zainudin (54) datang ke musala untuk membantu mengecek peralatan sound system yang akan digunakan untuk acara haul malam itu.
Rojali baru tersadar satu amplifier musala tidak ada di tempatnya, di samping ruang imam.
"Saya bilang ke mamang (pamam) saya, ada kok tadi. Saya adzan Ashar kan pakai itu. Saya cek ke dalam, ternyata memang enggak ada," ujar Rojali.
"Saya baru ingat ada laki-laki itu karena hanya dia sendirian yang masuk ke sini terakhir. Saat salat Ashar pun saya hanya berdua sama anak saya," jelas pegawai perusahaan minyak sawit di Pondok Ungu itu.
Karena tahu amplifier musala telah hilang, Rojali memberitahukan kepada sejumlah pemuda setempat untuk melakukan pencarian terhadap MA yang diduga sebagai pelaku pencuri amplifier musala.