Maria menyayangkan mereka yang dihukum hanya yang saat itu sedang berkelahi.
"Sementara promotor acara BOM BOM AN dari DO-an BM ini masih bebas berkeliaran," ucapnya.
Dia mengaku hatinya tersiksa oleh syarat autopsi yang harus dilakukan terhadap jenazah putranya.
"Dan harus disiksa lagi dengan autopsi. Bukankah saya berhak untuk menolak autopsi," kata Maria.
Baca: Kisah Siswa SMU di Bogor Diadu Hingga Tewas, Sang Ibu Curhat ke Presiden Jokowi
Maria berharap Presiden Jokowi bisa membantunya menunjukkan keadilan agar setiap orang yang berperan hingga menghilangkan nyawa putranya bisa dihukum setimpal.
"Bapak Presiden, saya memohon, Pak. Supaya ada penyempurnaan peraturan hukum untuk kekerasan yang mengakibatkan tunas bangsa harapan negara dan orangtuanya, nyawanya hilang tanpa belas kasih," ujar Maria.
"Biar mereka pembunuhnya masih di bawah umur tapi akibatnya tetap sama. Hilang nyawa orang lain. Saya sedih dan hancur, Bapak Presiden. Mohon Bapak membantu saya untuk solusi keadilan," kata Maria mengakhiri catatan tersebut.
Catatan Maria yang diunggah ke media sosial tersebut mengundang banyak respons dan empati masyarakat.
Pemilik akun Radiah Abdullah, misalnya, mengungkapkan bahwa dirinya ikut merasakan hal yang dirasakan Maria.
"Turut berduka cita, Ibu. Setiap orangtua khususnya ibu pasti akan merasakan duka yang luar biasa jika mengalami seperti (yang) Ibu alami," tulis dia.
Beberapa masyarakat yang berkomentar juga berharap Maria dan keluarga diberi ketabahan serta pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal.
"Turut berduka cita Ibu. Saya sangat setuju pelaku dihukum seberat-beratnya. Semoga surat itu sampai dibaca Pak Presiden. Hati saya miris membacanya. Anak saya laki-laki. Yang tabah ya, Bu," tulis pemilik akun Linda's Irwan.
Penulis: Nabilla Tashandra
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Curhat Seorang Ibu untuk Jokowi karena Anaknya Dipaksa Berkelahi hingga Tewas