TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat melakukan peninjauan terhadap peletakkan bongkahan Tembok Berlin dan Patung Menembus Batas milik Seniman Teguh Ostenrik, di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (26/9/2017).
Tembok dan patung tersebut memang tiba Selasa pagi dan rencananya akan diresmikan pada satu minggu kemudian, yakni Selasa malam, 3 Oktober 2017.
Baca: Oknum Polisi, Mantan Polisi dan Pegawai Lapas Dibekuk Terlibat Narkoba
Saat melakukan tinjauan tersebut, Djarot didampingi oleh Duta Besar Jerman untuk Indonesia Michael von Ungern-Sternberg serta sang seniman.
Tembok Berlin dan Patung Menembus Batas itu pun memiliki filosofi yang sangat kaya, mulai dari kemanusiaan, perdamaian, serta persatuan dan kesatuan.
Teguh Ostenrik, seniman pemilik bongkahan 'Tembok Berlin' itu menjelaskan saat tembok bersejarah itu dijatuhkan, dirinya langsung terbang menuju Jerman.
Ia juga membuat sketsa yang konsepnya dinamakan Patung Menembus Batas.
Saat membuat patung tersebut, lulusan Hochschulle der Künste, Berlin Barat, Jerman itu menyebut dalam bahasa Jerman sebenarnya makna Patung Menembus Batas jauh lebih mendalam.
Baca: Cara Seorang Ibu di Sydney Atasi Kehilangan Anak Kembar Tiga
Terkait bongkahan Tembok Berlin tersebut, sangat memiliki nilai yang begitu besar.
Selain bermakna dalam menyatukan bangsa, namun juga ternyata Teguh harus merogoh uang sebesar 18 ribu Deutsch Mark (DM).
Jika dihitung secara rupiah, ia merogoh kocek nyaris Rp 150 juta untuk membawa benda bersejarah bagi masyarakat Jerman itu dari Berlin Timur ke Indonesia.
Bongkahan tersebut ia peroleh pada 1990 silam, yakni sesaat setelah Pemerintah Jerman Timur memutuskan untuk merobohkan tembok pemisah itu pada 13 Januari 1990.
Selain itu, dalam membuat Patung Menembus Batas, Teguh juga menyebut pembuatannya membutuhkan waktu selama 6 bulan.(*)