Dijelaskab bahwa sebenarnya tidak ada orang yang berseteru karena suku, ras, agama itu hanya simbol belaka.
Dari dulu yang membuat perseteruan sebenarnya selalu 3 hal, yaitu air, makanan dan energi.
"Dimana motif manusia bekerja sama atau bermusuhan ditentukan dari persepsi tentang metode bertahan hidup, maka jika Indonesia mau jaya harus memperkuat persepsi kesatuan dalam keragaman untuk ketahanan," ujarnya.
Bambang Harymurti, mengatakan banyak konflik muncul karena gentrifikasi di mana masyarakat pendatang dari kota masuk ke desa kemudian membeli semua lahan dan menerapkan gaya hidup perkotaan.
"Belajar dari Hawai, pemerintah melindungi kepemilikan tanah rakyat untuk melindungi keragaman," ujarnya.
Selanjutnya, menurut Saraswati, untuk menjaga keragaman maka para penopang keragaman yaitu masyarakat adat harus dilindungi.
"Bagaimana keragaman Nusantara dapat terawat apabila persekusi terhadap masyarakat adat terus berlangsung," ujarnya.
Diskusi dibuka dengan dramatari Shima, Putut Budi Santosa, kemudian ditutup dengan penampilan musik dari Arini Kumara, Oppie Andaresta dan Suara Anak Bumi, serta Cikini Tropical Sound.