Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri masih melakukan pencarian terhadap penyebar kabar hoaks keributan yang terjadi di Rutan Khusus Teroris Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, cabang Rutan Salemba, pada pukul 16.00 WIB, Jumat (10/11/2017).
Kabar hoaks yang disebarkan adalah mengenai terjadinya pelemparan kitab suci oleh petugas jaga Rutan.
Dalam kabar hoaks tersebut, hal ini membuat para napi marah dan melawan petugas.
"Akan kita cari (penyebar hoaks pelemparan kitab suci). Nanti kita cari siapa yang mengunggah itu. Kalau berita-berita yang memprovokasi kan bahaya itu," ujar Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Setyo Wasisto, kepada wartawan di Mabes Polri, Jln Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (13/11/2017).
Sebelumnya Polri menegaskan bahwa pelemparan kitab suci tersebut tidak benar.
Baca: Senyum Miryam Berubah Seketika Kala Hakim Memvonisnya 5 Tahun Penjara
Menurut Setyo, kericuhan yang terjadi di Rutan Mako Brimob disebabkan adanya penyitaan handphone narapidana oleh petugas rutan hingga akhirnya menimbulkan kericuhan.
Dengan memburu pihak yang menyebarkan hoaks, Polri mengaku ingin memberikan edukasi kepada masyarakat agar hal itu tak terjadi lagi.
"Kita juga berharap memberikan edukasi kepada masyarakat. Jangan mudah terprovokasi berita-berita yang memprovokasi, ini bisa merusak, bisa menimbulkan kegaduhan, bahkan menimbulkan korban kalau tidak hati-hati," jelas Setyo.
Seperti diketahui, keributan terjadi di Rutan teroris Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, cabang Rutan Salemba, pada pukul 16.00 WIB, Jumat (10/11/2017).
Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rikwanto, menyebutkan bahwa kerusuhan yang dilakukan tahanan teroris tersebut mengakibatkan rusaknya fasilitas rutan.
Baca: Wakil Ketua DPRD Bali yang Punya 3 Istri Sempat Menemui Pacarnya Tiga Hari Usai Penggerebekan
"Pintu sel tahanan dijebol, pintu pagar lorong blok, kaca jendela di blok C dan blok B," ujar Rikwanto melalui rilis resminya.