Pria yang juga Dosen Ilmu Fiqih Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar ini juga meminta kepada para tokoh bangsa untuk mengajak masyarakat agar menjadikan Ramadan ini sebagai bulan mengajarkan kebersamaan untuk meraih kemenangan bersama. Karena bangsa Indonesia ini juga butuh figur, tokoh yang bisa mendamaikan umat.
“Yang mana diharapkan tokoh-tokoh masyarakat ini bisa membangun silaturahmi, komunikasi yang baik, yang tentu juga memikirkan bangsa ini kedepan demi kemaslahatan keumatan, kemaslahatan kebangsaan, integritas kebangsaan, sehigga diharapkan makna dari puasa itu adalah menjalin silaturahim,” ucapnya
Karena dalam bentuk kenegaraan yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada prinsipnya bangsa ini telah mencontoh apa yang dilakukan oleh Nabi ketika berada di Madinah dengan membangun masyarakat Madani yang mana disitu juga hidup umat kritiani, yahudi, dan juga banyak penganut agama-agama lain selain Islam yang memang ketika itu secara mayoritas Islam bisa hidup berdampingan dalam kepemimpinan Nabi Muhammad SAW di sebuah negara yang diatur dalam piagam Madinah.
“Kalau di Indonesia ini dengan Pancasilanya dibaratkan dengan Piagam Madinah dalam teksnya yakni Ummah Wãhidah yang mana dalam satu bangsa terdiri dari berbagai macam latar belakang agama yang hidup berdampingan pada masa Nabi. Nah Indonesia ini juga mencontoh apa yang sudah dilakukan Nabi pada saat itu. kita harapkan budaya, agama, suku, bahasa yang beraneka ragam ini bisa hidup bersama, bersatu dalam bingkai NKRI,” ujar Ketua Bidang Agama Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Provinsi Sulawesi Selatan (FKPT Sulsel) ini
Untuk itu dirinya juga meminta kepada masyarakat Indonesia untuk bisa menahan diri dan tidak mudah terprovokasi terhadap hasutan atupun berita hoax agar masyarakat bangsa Indonesia tidak terpecah. Nuansa Ramadan ini juga harus bisa menjadi momen untuk Kebangkitan Bangsa yang mana hari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei lalu bertepatan dengan bulan Ramadan.
“Kita harapkan tentu jihad yang paling utama kita lakukan adalah jihad kemanusian, jihad melawan kebodohan, jihad melawan kemiskinan atau jihad melawan disitegritas. Jihad-jihad seperti inilah yang justru harus kita tampilkan bersama sehingga bangsa kita ini menjadi bangsa yang terdepan,” tutur peraih Doktoral dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini
Dirinya berharap Indonesia dengan keaneka ragaman suku, budaya, agama, ras ditengah mayoritas umat Islamnya ini bisa rukun dan bersatu yang mana bisa menjadi contoh atau pilot project bagi negara-negara lain termasuk negara-negara kawasan Arab yang sampai sekarang masih belum stabil akibat didera konflik.
“Kita harus bisa tunjukkan pada dunia bahwa umat Islam Indonesia memang berbeda dengan umat yang lain di negara yang ada di belahan bumi ini. Dimana umat Islam Indonesia ini penuh dengan kasih sayang dan toleransi yang tinggi ditengah umat agama lain yang ada demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa ini,” katanya mengakhiri