Hal ini diungkapkan korban bernama Heri Amora. Saat itu ia tengah istirahat di dalam kamar bersama rekannya.
Tiba-tiba, sekelompok orang datang dengan cara mematikan listrik terlebih dahulu dan mengepungnya.
"Ada sekitar 30-50 orang, semua pakai masker pakaian biasa bebas, pakai topi, mereka datang tiba-tiba aja pertama yang saya ingat lampu mati lalu terdengar suara tembakan," kata Heri.
Heri mengalami luka di bahu sebelah kiri akibat sabetan sabetan senjata tajam. Dia mengaku tidak dapat berbuat banyak manakala sekelompok orang tidak dikenal datang menyerang.
"Saya sama teman-teman disuruh keluar (dari dalam kamar), ada tiga orang di dalam kamar, waktu kita mau dekat Bang Dani mereka bilang tidak boleh. Di saat itu kita sudah dengar bunyi tembakan," ungkap dia.
Sementara korban Tito saat kejadian berada di dalam kamar bersama Heri dan Daniel.
"Saya luka di perut dan kaki karena dilempar balok dan kaca beling, ketika itu kami diancam jangan mendekat ke Bang Dani."
"Diancam pakai senjata tajam, teman kami Daniel luka tembak di paha karena berusaha mendekat," ungkap dia.
Tito menambahkan, setiap hari mereka ditugaskan menjaga lahan milik Acam bin Mendung dan M Zaelani Hamid seluas 1.700 meter persegi itu.
Ada tujuh orang yang ditugaskan mejaga lahan, selain itu mereka membuka usaha steam kendaraan dan membuat bangunan semi permanen.
"Saya baru sekitar 4 bulan, tapi Bang Dani sudah lama di situ, tugas kami menjaga saja sama buka steam," jelas dia.
Terdengar 8 kali tembakan
Seingat Tito, malam itu para penyerang datang mendadak sambil menenteng senjata api.
"Mereka banyak, yang pegang senapan lebih dari satu, ada sekitar delapan kali bunyi tembakan," kata Tito.