Dalam suasana gelap gulita karena lampu sudah dimatikan penyerang, para pelaku langsung mendobrak pintu dan mengancam menggunakan senjata.
"Kita juga udah lihat abang kami Bang Dani sudah diancam, sempat dengar cekcok kalau kami tidak punya masalah apa-apa. Tapi ketika kita mau dekat ke bang Dani kami diserang," ungkap dia.
Tito menyaksikan Dani ditembaki secara brutal oleh para penyerang.
"Kami diserang dengan batu, kayu beling dan berusaha menyelamatkan diri, pas kami lihat ke Bang Dani terdengar beberapa tembakan dan Bang Dani sudah jatuh," jelas dia.
Penyerang gunakan pistol FN
Budiono, kuasa hukum pemilik lahan mengatakan ada tiga luka bekas tembakan di tubuh Dani, yakni kaki, perut, dan punggung.
"Tiga proyektil masuk ke dalam tubuh korban, senjatanya ini diduga menggunakan senapan FN kaliber 09," kata Budiono di Mapolres Metro Bekasi Kota, Sabtu, (22/6/2019).
Rencananya, jenazah korban akan langsung dibawa pihak keluarga untuk dikebumikan di kampung halamannya di Ambon, Maluku.
"Kita masih menunggu autopsi dulu rencana mau dibawa ke kampung di Ambon," lanjut Budiono.
Budiono menjelaskan, dua korban selamat masih dirawat di RSUD Kota Bekasi karena menderita luka tembak di paha.
"Korban luka-luka yang ada di lokasi sudah diperiksa di Mapolres, ada 7 orang di lokasi kejadian, satu orang meninggal dunia sisanya luka-luka," jelas dia.
Adapun selama ini, lahan yang dijaga korban merupakan lahan sengketa. Saat ini kasus sengketa lahan masih dalam proses hukum di Pengadilan Negeri Kelas 1A Bekasi.
"Korban bekerja untuk ahli waris atas nama M Zaelani maupun acan," kata Budiono.
Namun dia belum bisa memastikan apakah kasus penyerangan ini berkaitan dengan sengketa lahan yang selama ini terjadi.
"Biar nanti polisi yang akan membukitan kejadian ini, kita belum bisa menyinpulkan tapi kita percaya kepada Polisi bisa mengungkap kasus ini," tegas dia.
Baca: Kisah anak-anak korban Chernobyl yang mendapat perawatan medis di Kuba