Saat itu ia sedang bingung mencari pinjaman uang untuk biaya berobat Muhammad Fadli Saputra (9), anak pertamanya, yang sakit keras.
"Wah, habis badannya. Makan nggak mau, minum susu nggak mau. Badannya demam," ucapnya.
Singkat cerita, ia bertemu dengan seseorang bernama Yopi di Pasar Kebayoran Lama.
Meski baru dua kali bertemu dengan Yopi, Rohim memberanikan diri untuk meminjam uang sebesar Rp 700 ribu.
Tak disangka, Yopi bersedia meminjamkan uang kepada Rohim.
Namun, sebagai jaminannya, Yopi menahan KTP Rohim.
"Dia bilang saudaranya mau beli mobil, KTP-nya mau dipakai," kata Rohim.
Dalam keadaan terdesak mengingat sakit yang diderita anaknya, Rohim menyetujui permintaan Yopi.
"Saya kasih karena waktu itu butuh duit buat anak saya yang sakit," ujar dia.
Enam tahun berlalu, keputusn Rohim meminjamkan kartu identitasnya berbuntut panjang.
Ia dikejar-kejar petugas pajak karena mobil.
Lamborghini yang terdaftar atas namanya ketahuan menunggak.
Rohim pun hanya bisa pasrah.