News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Klinik Aborsi

Modus Klinik Aborsi di Paseban: Promosi Lewat Medsos, Janjian Hingga Membawa Korban untuk Dieksekusi

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Klinik aborsi di Jalan Paseban Raya Nomor 61, Paseban, Senen, Sabtu (15/2/2020).(Kompas.com/CYNTHIA LOVA)

Namun, dia menyebut para tersangka kesulitan dengan janin di atas usia 4 bulan.

"Yang paling mudah itu janin satu atau dua bulan tidak terlalu kentara, janin yang agak susah itu karena harganya lebih mahal ya, contoh di 4 bulan ke atas," ucap Yusri.

Baca: Curhatan Sule Jadi Duda dan Asuh Anak Sendirian, Putri Delina Bocorkan Calon Istri Ayahnya

Baca: Curhatan Sule Jadi Duda dan Asuh Anak Sendirian, Putri Delina Bocorkan Calon Istri Ayahnya

Kelabui Warga

Pengungkapan praktik klinik aborsi ilegal ini berawal dari informasi warga yang mengadukan melalui situs web.

Saat berkunjung ke klinik aborsi ilegal itu, situasi rumah yang disewakan untuk menjadi klinik itu memang terlihat seperti rumah tinggal biasa.

Warga di kawasan klinik itu pun mengaku kaget saat tahu salah satu rumah tetangganya dijadikan tempat praktik aborsi.

Tursila, penjaga warung di dekat klinik aborsi itu mengatakan, klinik itu hanya didatangi tiga atau empat orang setiap harinya. Sehingga tak membuat curiga warga.

"Kayak biasa-biasa saja, tidak ada yang menonjol. Karena memang sepi seperti tidak ada aktivitas, mobil juga tidak berderet," ujar dia.

Pengunjung yang datang, kata Tursila, memang diakui kebanyakan dari kalangan muda.

"Kebanyakan memang umur-umur 20-an lah yang masih muda. Tapi ada juga yang bawa anak kok," kata dia.

Karena tidak terlihat sebagai tempat aborsi, warga Paseban malah mengira klinik itu sebagai klinik anak.

"Iya kan banyak pelanggan klinik beli minuman, nah kalau saya tanyain mau ngapain pasti bilangnya mau periksa ke dokter anak, ya saya pikir mah itu klinik anak," ujar Tursila.

Selama dia mengantarkan minuman ke klinik itu, Tursila mengaku tak tahu jika selama ini rumah yang ia kira klinik itu tempat praktik aborsi. Meski tidak terlihat sebagai klinik aborsi, ada yang aneh aktivitas di klinik itu.

Chandra Setiawan (33), karyawan restorasi vespa yang bertetanggaan dengan klinik itu mengatakan, para pelanggan klinik kebanyakan mengantar sampai ke halaman. Sehingga wajah-wajah pelanggan tidak terlihat.

Bahkan, biasanya jika diantar naik ojek online maupun mobil, mereka menggunakan masker atau menutupi wajahnya dengan kain.

"Siapa-siapanya saya tidak tahu nih, pokoknya mereka masuk tuh kayak menutup identitas, kadang naik mobil diantar sampai halaman, kadang juga kalau ada di antar depan gerbang, langsung buru-buru masuk sambil tutupin wajahnya," ujar dia.

Selain pelanggan yang menyembunyikan identitasnya, para karyawan klinik itu pun, kata Chandra, tak berbaur. Mereka seolah menjauh dari tetangga.

Hal tersebut membuat warga tak mengetahui apa aktivitas di dalam klinik itu.

Paiman, warga RT 004 RW 007 mengatakan, klinik aborsi di Jalan Paseban Raya itu sebelumnya juga sudah pernah digerebek polisi. Namun, ia tak menjelaskan detail kapan klinik itu pernah digerebek.

"Sudah pernah digerebek dulu, nah tahunnya saya tidak ingat jelas. Orang sempat dipolice line kok dulu," ucap Paiman.

Paiman mengatakan, saat itu jumlah pelanggan klinik aborsi tersebut lebih banyak. Jam operasionalnya pun lebih lama, hingga pukul 00.00 WIB.

Operasional klinik itu sempat berhenti setelah digrebek polisi.

ahkan menurut Paiman, MM alias A, dokter yang praktik itu juga ditangkap saat penggrebekan saat itu.

"Kalau sekarang kan empat tiga orang ya yang datang kaya tamu. Kalau dulu ramai banget," ujar Paiman.

Namun, ia bersyukur akhirnya klinik aborsi ilegal itu terungkap kembali.

"Bersyukur lah, kan kita was-was juga ada tempat begitu di daerah sini. Kan yang kena sial kita nanti," ujarnya.(Tribun Network/bum/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini