News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Siswi SMP Bunuh Bocah

Soal Remaja Bunuh Bocah, Dokter Forensik Ungkap Kemungkinan Penyebab Empati Pelaku Tak Tumbuh

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Wulan Kurnia Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Barang bukti NF (kiri) dan Wakapolres Metro Jakarta Pusat, AKBP Susatyo Purnomo, saat menunjukkan gambar NF di kediaman pelaku (kanan) - Dokter forensik RS Polri Kramat Jati mengungkapkan kemungkinan penyebab remaja bunuh bocah tak memiliki rasa empati.

Tak hanya itu, ia juga mendoakan keluarga korban agar diberi kekuatan.

"Kami perwakilan dari pemerintah merasa prihatin dan tentunya berharap proses hukum. Semoga diberikan kekuatan," ujarnya.

Juliari pun mengimbau agar ada pengawasan lebih dari pihak orang tua atau terkait supaya kejadian serupa tak terulang.

"Ini tidak boleh terjadi lagi. Harus ada pengawasan lebih. Sekali lagi turut berduka cita," tandas dia.

Permintaan Kak Seto

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi atau akrab dipanggil Kak Seto, meminta NF untuk tak dipenjara.

Ia menyarankan agar NF direhabilitasi.

Baca: Kasus Remaja Bunuh Balita, Ibu Korban Sebut Anaknya Pernah Nobar Film Horor Bersama Pelaku

Baca: Bukan Psikopat, Psikolog Forensik Sebut Remaja Pembunuh Bocah Callous Unemotional

Hal ini disampaikan Kak Seto kepada Kompas TV pada Selasa (10/3/2020).

Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau lebih dikenal dengan Kak Seto. (Tribunnews.com/Mafani Fidesya Hutauruk)

“Kami apresiasi kepolisian. Tapi diimbau untuk tidak menahan pelaku, melainkan memberikan rehabilitasi,” ucapnya.

Rehabilitasi, menurut Kak Seto, diperlukan agar perilaku NF bisa berubah.

Ia juga menjelaskan, aksi kekerasan oleh anak-anak dipengaruhi lingkungan tempat tinggalnya.

Seperti kurangnya pengawasan orang tua, membiarkan anak menyaksikan kekerasan hingga mencontoh.

“Anak bisa melakukan kekerasan hingga menelan korban jiwa diduga karena kurangnya pengawasan orang tua,” tegasnya.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunJakarta/Bima Putra/Muhammad Rizki Hidayat, KompasTV/Tito Dirhantoro)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini