Meroketnya angka kasus Covid-19 di ibu kota dalam beberapa minggu terakhir tak terlepas dari munculnya klaster libur panjang akhir pekan (long weekend).
Menurutnya, hal ini terjadi karena ketidakdisiplinan warga dalam menerapkan protokol kesehatan.
"Tentunya ada banyak faktor. Selain pergerakan orang, juga ada masalah ketaat protokol kesehatan," ucap Widyastuti.
Regulasi yang telah dibuat Pemprov DKI untuk mencegah penularan Covid-19 pun disebut Widyastuti tak akan berjalan maksimal bila masyarakaat tidak taat menerapkannya.
Untuk itu diperlukan kesadaran dari masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang telah dibuat.
"Kami poinnya adalah ada pembatasan-pembatasan di tempat umum. Karena kan udah ada regulasi bagaimana PSBB transisi diatur bahwa maksimal 50 persen tempat ini, meskipun libur," ujarnya.
Anak buah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini pun kembali menekankan pentingnya penerapan protokol kesehatan secara disiplin.
Sebab, upaya memutus mata rantai penularan Covid-19 tak akan berjalan maksimal tanpa adanya peran serta masyarakat.
"Meski datang ke tempat umum, tapi tetap ada pembatasan jumlah, maupun melakukan protokol kesehayan lainnya," kata dia.
Seperti diketahui, jumlah pasien Covid-19 terus meroket selama Agustus 2020 kemarin.
Puncaknya di akhir Agustus lalu di mana penambahan pasien Covid-19 menembus angka 1.000 per harinya.
Hingga Selasa (1/9/2020) kemarin, jumlah kasus Covid-19 di DKI telah menembus angka 41.250 kasus.
Dari jumlah itu, sebanyak 31.267 orang dinyatakan sembuh dan 1.219 lainnya meninggal dunia.