“Saya sudah bersurat ke Polsek Gambir, untuk melaporkan bahwa ibu itu mengancam pengrusakan aset pemerintah, dan mencemarkan nama baik. Tadinya kami berpikir itu dia sakit jiwa, tapi kok bisa melaporkan hal itu (dugaan penganiayaan ke TNI),” katanya.
Baca juga: Bawa Bensin dan Mengaku Ingin Bakar Kantor Anies Baswedan, Wanita Ini Ditangkap Petugas
Budi menduga perempuan itu mengalami gangguan kejiwaan karena isi surat yang disampaikan kepada Biro Perekonomian tidak terstruktur dengan baik.
Bahkan dianggap terlalu mengada-ada, karena dia meminta sejumlah uang dan mewakili sejumlah Polsek.
“Dia maksa ketemu Biro Perekenomian. Surat ini didisposisi ke Biro Perekonomian, makanya dia harus ngejar, dia harus ketemu segala macamlah,” katanya.
Berikut isi surat yang dibawa perempuan itu yang akan diserahkan kepada Biro Perekonomian :
Kepada Yth Anies Baswedan yang menangani DKI Jakarta
Di Tempat
Assalamualaikum wr. wb. Dengan ini saya menyampaikan surat ini kepada Anies Baswedan. Saya sudah capek sekali dan sudah berulang kali memberikan surat pertemuan, tetapi kamu tidak mau bertemu dengan saya.
Padahal tanpa saya suara dan gedung, lahan, harta benda, uang rupiah dan kepemimpinan, kedudukan, jabatan itu dari saya dan lain-lain. Pura pura hidupmu masih hidup di jalanan seperti asalmu dahulu pengemis.
Setelah saya berikan kamu kesempatan agar kau dipandang oleh rakyat, ternyata kau lupa kulit seperti kacang. Mungkin asiknya kau menikmati hasil harta benda seorang yang punya harta benda yang sudah kau abaikan tidak kau pedulikan.
Saya mau bertemu kepada kamu sekarang juga dalam rangka sebelum saya kembali ke kepemimpinan kedudukan kepresidenan. Langsung saja saya jadi presidennya dan sebagai wakil presidennya ayah Rhoma Irama.
Saya sekarang ini mengambil posisi kedudukan di kepemimpinan Kapolsek Cawang di Jatinegara. Saya mengambil uang anggaran tunjangan yang berwenang di kepemimpinan saya di harta ini karena rekan-rekan kapolsek lain di wilayah Jakarta ini mengharapkan sekali kepada saya uang tunjangan tersebut sebagai uang saku tunjangan dan uang jalan.
Dan begitu dengan anggota karena saya belum masuk ke dalam gedung Istana. Saya mengambil uang tunjangan ini dibank dki. Khusus di wilayah Jakarta saya sudah mengambil dalam kesendirian, dengan tangan saya sendiri, penjaga Bank DKI mengatakan kepada saya bahwa saya harus melalui yang menangani DKI, yakni Anies Baswedan.
Dan saya sudah berkata kepada mereka tidak perlu, karena saya yang punya uang rupiah atau dana dari saya. Surat keterangan tersebut, saya bertanya kepada Anies Bswedan kapan saya memberikan surat keterangan pengambilan uang pinjaman ke Pemda karena parpol yang berada di Jakarta ini pada tidak terima semuanya.