TRIBUNNEWS.COM - Wali Kota Bogor Bima Arya menanggapi dugaan berlaku tidak beretika kepada pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
Perlakuan tersebut terkait dengan hasil pemeriksaan medis kepada Rizieq Shihab.
Bima Arya pun membantah melakukan intervensi dan mengaku memahami privasi dari pasien.
"Kalau ada oknum bahwa Satgas melakukan intervensi dan memaksa untuk membuka hasil medis itu tidak benar."
"Kami memahami privasi pasien sesuai dengan aturan dan Undang-Undang yang berlaku," kata Bima, dikutip dari tayangan Youtube, Kompas TV.
Baca juga: Buntut Rizieq Shihab Enggan Berikan Hasil Tes Swab ke Satgas, RS Ummi dan MER-C Dipanggil Polisi
Baca juga: Kontak Erat dengan Pasien Covid-19, Mahfud MD Sesalkan Sikap Rizieq Shihab yang Menolak Di-tracing
Menurutnya, yang disoroti oleh Satgas Covid-19 Kota Bogor adalah proses dan pelaporan dari pihak Rizieq Shihab yang tidak kooperatif.
Untuk itu, ia meminta untuk seluruh pihak terkait kooperatif terhadap aturan yang berlaku.
"Saya selalu menghormati dan memuliakan ulama, yang menjadi fokus kami lebih kepada proses dan pelaporan."
"Karena penting diatur dalam Undang-Undang dan aturan turunannya," ujarnya.
Bima melanjutkan, sejak virus corona terkonfirmasi pertama kali, seluruh rumah sakit di Bogor selalu berkoordinasi dengan baik.
Apabila ada rumah sakit yang menolak untuk berkoordinasi, maka akan membahayakan banyak orang.
Baca juga: 5 Pernyataan FPI Terkait Rizieq Shihab Pulang Paksa dari RS Ummi, Bantah Tegas, Singgung Soal Swab
"Dapat dibayangkan apabila rumah sakit tidak berkoordinasi dengan Satgas-19 dan pemerintah kota tekait dengan perkembangan pasien Covid-19."
"Selama ini sejak Maret seluruh Rumah Sakit berkoordinasi data pertambahan pasien yang di tes PCR," ungkap Bima.
Setelah memberi teguran keras kepada RS Ummi di Kota Bogor, Bima melihat adanya itikad baik.