Namun bagi putra dari politisi senior Partai Golkar Robert J. Kardinal ini, bus listrik justru lebih efisien sebab energi yang dihasilkan jauh lebih bersih ketimbang bus-bus konvensional yang masih mengandalkan bensin atau solar sebagai sumber energinya.
"Tidak apa-apa investasi mahal di awal tapi lebih efisien dan lebih murah nanti dalam operasionalnya. Kalau dihitung biaya operasional per hari busway menggunakan bensin/solar lebih mahal dibandingkan (bus) listrik," katanya.
Dia berharap ke depan, armada busway milik Transjakarta seluruhnya menggunakan mobil listrik.
Dengan demikian, Jakarta bisa menjadi pelopor armada bus listrik di seluruh Indonesia untuk mendukung program energi bersih di masa mendatang.
Sementara itu, Kepala Divisi Teknik dan Bus Listrik PT Transportasi Jakarta sebagai operator TransJakarta, Ery Priwan menjelaskan bahwa bus yang didatangkan Skywell dari negara asalnya itu dibuat dengan mengikuti spesifikasi yang diajukan pihaknya.
Ery mengungkapkan, saat ini bus tersebut masih dalam proses pra uji coba. Tapi, karena desainnya sudah seperti yang dibutuhkan, maka tidak butuh waktu lama untuk segera lanjut ke proses uji coba.
“Saya rasa kami melakukan pra uji coba tidak terlalu lama, karena spesifikasinya sudah sesuai," tuturnya.
Ery menjelaskan, proyek bus listrik TransJakarta akan dimulai pada September 2021.
Dari 1.800 unit bus yang ada saat ini, ia harapkan setidaknya tahun depan ada 100 unit yang sudah memakai energi ramah lingkungan tersebut.