"Kelompok ini juga tidak segan-segan melukai korbannya menggunakan senjata tajam," tuturnya.
Irjen. Pol. Drs. Jhonny Siahaan untuk mengucapkan terima kasih kepada polisi atas tertangkapnya pelaku jambret yang beraksi hingga membuatnya terjatuh dari sepeda.
Atas tangkapan tersebut Jhonny mengucapkan terima kasih kepada polisi atas tangkapan tersebut.
"Kami dari kementerian LHK terima kasih dan apresiasi kepada Polres Metro Jakarta Barat khususnya Satreskrim yang sudah bisa dengan cepat mengungkap kasus pencurian pemberatan di Jalan Latumenten," kata Johnny di Polres Metro Jakarta Barat
Menurutnya, dari kejadian lalu terlihat bahwa ada modus kejahatan baru yang terorganisir dalam menyasar pesepeda.
Dari tangkapan tersebut, pihaknya memberikan piagam penghargaan kepada Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat.
"Mohon Pak Kapolres menerima piagam yang diberikan. Demikian yang kami sampaikan, mudah-mudahan Polres Metro Jakarta Barat lebih mantap mengamankan, dan lebih mantap proporsional," ujar Jhonny.
Tanggapan kriminolog
Kriminolog Adrianus Meliala mengatakan, lokasi yang ramai justru memudahkan pelaku penjambretan melakukan aksinya.
Sebab, modus pelaku penjambretan adalah grab and run atau merampas kemudian lari. Hal ini membutuhkan dua unsur, yakni kecepatan serta dadakan. Unsur dadakan, diperoleh dari situasi yang ramai.
"Unsur dadakan diperoleh dari situasi yang ramai, di mana orang tidak mengira atau menduga akan ada penjambretan," ujar Adrianus seperti dikutip dari Kompas.com beberapa waktu lalu.
Situasi yang ramai juga membuat orang-orang lebih memilih saling menunggu untuk menolong.
Pada akhirnya, banyak orang yang memutuskan untuk tidak menolong korban. Sedangkan unsur kecepatan, diperoleh dari penggunaan sepeda motor.
Kendaraan ini dimanfaatkan oleh pelaku karena cepat dan dapat masuk ke jalan sempit atau gang-gang perumahan.