"Mereka enggak dikasih tahu biar enggak drop. Sedihnya di situ," tuturnya.
Muwardi menghela napas kala berbicara tentang kesadaran masyarakat akan penerapan protokol kesehatan.
"Cukuplah untuk sementara ini yang sudah terjadi masyarakat tuh imbauan pemerintah jangan diabaikan, karena buat semuanya," ujar Muwardi dengan nada menurun.
Itu keluarga orang lain, keluarga Muwardi sendiri khawatir bukan main.
Saat awal-awal pandemi, istri Muwardi panik. Sang suami yang berada di lapangan dan bersentuhan langsung dengan korban Covid-19 sangat berisiko terpapar.
Protokol kesehatan sangat ketat diterapkan. Bahkan Mawardi sampai hsrus mandi di halaman sebelum masuk ke rumah.
"Sudah risiko, awalnya panik, waktu saya pertama ngejalanin ini mandi sampai di luar. Sebelum masuk rumah kita harus bersih dulu," ujar Muwardi sambil tertawa.
Kalaulah bisa didengar seluruh masyarakat, Muwardi seperti ingin berteriak menceritakan pengalamannya yang sama sekali tidak menyenangkan mengarungi pahitnya pandemi ini.
"Saya melihat sendiri kejadiannya kaya apa. Covid-19 ada, ada, orang lain mungkin ga percaya belum lihat langsung, saya percaya ada," pungkas Muwardi.
Kopi belum habis, panggilan sudah masuk. Muwardi harus segera meluncur.
Strobo yang belum mati sedari tadi seperti semakin bergairah. Mesin mobil ambulans mulai dinyalakan untuk segera meluncur.