News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Menkes Budi Gunadi Sadikin Pastikan Bisa Tangani Perang Omicron di Ibu Kota 

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

LONDON - Foto Ilustrasi ini diambil di London pada 02 Desember 2021 menunjukkan empat jarum suntik dan layar yang menampilkan kata 'Omicron', nama varian baru covid 19. - Omicron telah menjadi jenis virus corona utama di Prancis di mana jumlah infeksi telah mengalami peningkatan besar dalam beberapa hari terakhir, kata badan kesehatan masyarakat negara itu. 62,4 persen tes menunjukkan profil yang kompatibel dengan varian Omicron pada awal minggu ini, dibandingkan dengan 15 persen pada minggu sebelumnya, kata agensi tersebut. (Justin TALLIS/AFP)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut, DKI
Jakarta akan menjadi medan pertama lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron.

Pasalnya, sebagian besar atau lebih dari 90 persen kasus transmisi lokal terjadi di DKI
Jakarta.

"Jadi kita memang harus mempersiapkan khusus DKI Jakarta sebagai medan perang
pertama menghadapi omicron. Dan kita harus memastikan kita bisa menangani perang
omicron yang ada di DKI Jakarta," kata Menkes dalam konferensi pers virtual, Minggu
(16/1).

Ia mengatakan, belajar dari beberapa negara yang sudah mengalami puncak kasus
Omicron diketahui bahwa puncak dari kasus tersebut dicapai dengan cepat dan tinggi
dalam kurun waktu sekitar 35 - 65 hari.

"Jadi tergantung kita melihatnya dari mana, Indonesia pertama kali kita teridentifikasi adalah pertengahan Desember. Nanti kasus kita mulai naiknya di awal Januari antara 35 sampai 65 hari akan terjadi kenaikan yang cukup cepat dan tinggi. Itu yang memang harus dipersiapkan oleh masyarakat," ungkap Menkes.

Baca juga: Kasus Penularan di Lingkungan Sekolah Terus Meluas, Wagub DKI Jelaskan Kenapa PTM Jalan Terus

Adapun pasien yang perlu perawatan rumah sakit antara 30 persen sampai 40 persen.

Artinya jauh lebih rendah dibandingkan varian Delta.

"Jadi walaupun kenaikannya lebih cepat dan tinggi, jumlah kasus yang lebih banyak
dan naik penularannya lebih cepat, tapi hospitalisasi lebih rendah," imbuh mantan dirut
Bank Mandiri ini.

Diharapkan jika ada kenaikan jumlah kasus yang cepat dan banyak, tidak usah panik
dan terus waspada.

"Kita monitor ketat hospitalisasi, yang masuk rumah sakit seperti apa. Sampai sekarang sudah lebih dari 500 orang yang terkena omicron yang dirawat di rumah sakit dan yang pulang sudah 300-an, yang butuh oksigen hanya 3 dan itu pun masuk kategori ringan,"ungkap Budi.

Baca juga: Kisah Dokter, Perawat hingga Kurir yang Bertugas di Zona Merah Covid-19 Klaster Krukut Tamansari

Baca juga: Awal Mula Kasus Bocah Pengidap Autisme Jadi Korban Pencabulan hingga Terungkap Rekam Jejak Si Pelaku

Pemerintah juga telah menyiapkan berbagai langkah untuk mengantisipasi peningkatan
kasus varian Omicron.

"Pemerintah akan melakukan beberapa langkah mitigasi agar peningkatan kasus yang terjadi lebih landai dibandingkan negara lain, sehingga tidak membebani sistem kesehatan kita. Kami mengimbau kalau di kantor tidak perlu 100 persen, ya, tidak usah 100 persen yang hadir,"kata Menteri Koordinator Bidang
Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.

Dia menambahkan bahwa pengurangan tersebut bisa diterapkan dengan melihat situasi
dan keperluan perusahaan masing-masing.

Adapun pengurangan kehadiran fisik karyawan di kantor, Luhut menyebut, diberlakukan selama dua pekan ke depan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini