"Jadi diatur saja, melihat situasinya, apakah dibuat 75 persen untuk dua minggu ke depan. Itu saya kira bisa dilakukan asesmen oleh perusahaan masing-masing, khususnya kantor. Kalau industri saya kira tidak ada masalah,"kata dia.
Baca juga: Pria dengan Luka Bacok Ditemukan Terkapar di Bojonggede, Diduga Korban Begal
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia
Tarmizi mengatakan, per tanggal 15 Januari tercatat 748 kasus Omicron di Tanah Air,
dimana mayoritas terdeteksi dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).
"Sebagian besar dari kasus omicron ini merupakan pelaku perjalanan luar negeri. Sebanyak 569 orang dan transmisi lokal sebanyak 155 kasus. Kita masih melakukan penyelidikan epidemiologi pada 24 kasus positif Omicron," kata Nadia.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes ini mengatakan varian Omicron lebih cepat menular dibading varian Delta, meski gejala yang ditimbulkan cenderung tidak bergejala atau sangat ringan seperti batuk, pilek, yang akan bisa hilang dengan sendirinya.
Sementara untuk probable Omicron saat ini mencapai 1800 kasus.
Adapun kasus terbanyak dari luar negeri yang datang dari Arab Saudi, Turki, Amerika
Serika, Malaysia, maupun Uni Emirat Arab (UEA).
Kasus terbanyak dari Arab Saudi, lalu Turki yang merupakan wisatawan, ketiga Amerika Serika dan UEA," kata dia.(Tribun Network/rin/wly)