TRIBUNNEWS.COM - Simak penjelasan apa itu SCBD hingga sejarah kawasan di Jakarta Selatan ini.
Kawasan Sudirman Central Business District (SCBD) belakangan ramai dibicarakan lantaran menjadi tempat nongkrong bagi remaja alias anak baru gede (ABG) dari Citayam hingga Bojonggede.
Saking ramainya oleh para remaja dari kawasan tersebut, SCBD kemudian dipelesetkan menjadi Sudirman, Citayam, Bojonggede, Depok.
Lantas, seperti apakah profil SCBD?
SCBD dibuat oleh PT Danayasa Arthatama sebagai kawasan pusat bisnis premium dengan gedung perkantoran, hunian eksklusif, pusat perbelanjaan modern, dan hotel bintang lima yang didukung dan dilengkpai sarana dan prasarana terintegrasi.
Awal perencanaan kawasan SCBD bermula ketika masterplan dibuat pada 1987-1992.
Baca juga: SCBD Diplesetkan Menjadi Sudirman Citayam Bojonggede dan Depok, Ini Tanggapan Anies Baswedan
Setelahnya, pembangunan kawasan infrastruktur SBD berlangsung selama satu tahun, 1992-1993.
Dikutip dari situs resmi SCBD, pembangunan ini mengubah lahan kumuh seluas 45 hektar di jantung Segitiga Emas Jakarta menjadi kawasan niaga terpadu dan modern.
Gedung Artha Graha yang berdiri pada 1995, menjadi gedung perkantoran pertama di SCBD.
Setelahnya, Gedung Bursa Efek Indonesia dan Apartemen Kusuma Chandra selesai dibangun pada 1998.
Enam tahun berlalu, pembangunan Apartemen SCBD dan Capital Residence berlangsung.
Kedua gedung ini selesai dibangun pada 2006.
Di tahun 2011, One Pacific Place dan Equity Tower juga selesai dibangun.
Kemudian, sejak 2013 hingga sekarang, SCBD telah menjadi komplek mixed-use terintegrasi terbaik di Indonesia.