"Tapi seluruh warga Jabodetabek bisa menikmati jalan dengan pemandangan gedung-gedung tinggi, satu-satunya di Republik ini," uajrnya.
Menurut Anies, trotoar lebar yang dibangun pada era kepemimpinannyalah yang membuat warga dari luar Jakarta betah nongkrong di kawasan elite yang penuh dengan gedung pencakar langit itu.
"Jadi yang kita miliki itu bukan sekedar trotoar. Mendadak tower-tower itu bukan hanya menjadi milik mereka yang bekerja di tempat ini sebagai sebuah pengalaman, tetapi siapa saja silakan datang. Saya mengistilahkan demokratisasi Jalan Jenderal Sudirman karena menjadi milik semua, siapa saja bisa menikmati," ujarnya.
Bahkan, menurut Anies, gedung tinggi di kawasan Sudirman akan menjadi harapan bagi orang tua kepada anaknya agar kelak bisa bekerja di dalamnya.
"Dan orang tua itu bawa anak-anak jalan sambil mereka dengan mudah bilang 'Nak kau belajar yang rajin nak ya. Biar sautu saat kamu bisa kerja di gedung ini. Nak kamu belajar yang rajin, ya. Biar sautu saat nanti kamu bisa bekerja di tempat ini'," ujar Anies.
Anies ingin, kawasan Sudirman dan sekitarnya yang kadung mendapat cap ruangnya masyarakat ekonomi menengah hingga atas, bisa dirasakan oleh semua, termasuk masyarakat kelas ekonomi bawah.
"Tempat Ini tidak harus mereka yang secara sosial ekonomi tengah-atas. Justru demokratisasi itu yang terjasdi di tempat ini. Siapa saja bisa menikmati," kata dia.
Baca juga: Apa itu SCBD, Lanyard Coach, dan Flat Shoes Tory Burch yang Viral di TikTok?
Anies hanya berpesan, bagi warga Citayam, Bojonggede, Depok, dan sekitarnya untuk bisa menjaga lingkungan di Jakarta.
"Yang penting jaga kebersihan, jaga ketertiban, selebihnya nikmati ruang ketiga bersama untuk semuanya," pungkasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Anies Baswedan Bicara Panjang Lebar Soal Fenomena SCBD Sudirman Citayam Bojonggede Depok
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Kompas.com/Rindi Nuris Velarosdela, TribunJakarta.com)