Dari keterangan saksi terungkap Dian sering menangis ketika keluar rumah.
“Dia keluar sambil nangis jadi foto-fotonya ada, posisi dia sambil nangis,” ujarnya pada Senin (21/11/2022) dikutip dari Wartakotalive.com.
Ia menjelaskan kasus ini mendapat titik terang setelah ada kesaksian dari salah satu saksi yang merupakan mediator jual beli rumah.
Baca juga: Polisi Sebut Kecil Kemungkinan Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres Akibat Tindak Pidana
Saksi tersebut bernama Budiyanto yang sempat mendatangi rumah para korban keluarga kalideres.
"Dua mediator, satu dari petugas atau pegawai koperasi simpan pinjam ini datang dan masuk ke rumah yang menjadi Tempat Kejadian Perkara (TKP) ini," jelasnya pada Senin (21/11/22022) dikutip dari Wartakotalive.com.
Budiyanto dan dua saksi lain datang ke rumahnya untuk proses menggadaikan rumah pada Mei 2022 lalu.
Ketika masuk ke rumah dan mereka mulai mencium bau busuk.
Para saksi ingin bertemu dengan Reni Margareta yang namanya tertulis sebagai pemilik rumah.
Namun, saat itu mereka ditemui oleh anak Reni Margareta bernama Dian.
Dian mengatakan jika ibunya sedang tidur di kamar.
"Kemudian pegawai koperasi simpan pinjam ini mengajak agar diantarkan masuk ke dalam kamar, begitu pintu kamar dibuka, pegawai tersebut masuk dan menyeruak bau yang lebih busuk," jelasnya.
Para saksi curiga jika sosok yang di depan mereka sudah meninggal karena tubuhnya agak menggemuk.
"Pegawai koperasi simpan pinjam ini menghidupkan flash HP-nya, begitu dilihat langsung yang bersangkutan teriak takbir Allahu Akbar, ini sudah mayat," imbuhnya.
(Tribunnews.com/Mohay) (Wartakotalive.com/Budi Sam Law/Nuri Yatul Hikmah/Desy Selviany) (TribunJakarta/Siti Namiroh)