"Itu yang mengakibatkan kekhawatirannya. Saat itu, dia juga sempat, ada bahasanya, keberatan, bahwa ibunya akan dibantu," sambung Kurniawan.
Namun, Kurniawan dan sejumlah pihak lainnya terus melakukan perundingan dan pendekatan secara perlahan terhadap Tiko.
Dinsos pun akhirnya berhasil membujuk Tiko supaya mengizinkan ibunya dievakuasi ke RSJ Duren Sawit.
Baca juga: Seorang Pria Meninggal Dunia Saat Salat Magrib Berjamaah di Cakung Jakarta Timur
Ibu Eny dan Tiko Andalkan Air Hujan untuk Kebutuhan
Sejak sang ayah pergi, Tiko membanting tulang demi mencukupi kebutuhan dirinya sang ibu.
Karena keadaannya kala itu, Tiko tak bisa membayar tagihan PLN hingga aliran listrik di rumahnya pun diputus.
Listrik di rumah Tiko sudah diputus sejak sekitar 12 tahun yang lalu.
Tak hanya itu, untuk minum, Tiko dan ibunya menampung air hujan, lalu direbus.
Untuk memasak, mereka menggunakan tungku alih-alih kompor gas.
Kini, rumah Ibu Eny telah dibersihkan oleh Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur (Gulkarmat Jaktim).
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunJakarta.com/RR Dewi Kartika, Kompas.com/Dian Maharani/Nabilla Ramadhian)