Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara terbakar pada Jumat (3/2/2023) malam pukul 20.11 WIB.
Api yang bersumber dari pipa bensin di kompleks tersebut membumbung tinggi hingga menyebabkan rumah-rumah warga di sekitar Jalan Tanah Merah Bawah RT 12 RW 09 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, ikut dilahap si jago merah.
Sabtu (4/3/2023) sore tadi, puluhan warga terlihat memadati permukiman di Kampung Tanah Merah.
Warga penasaran ingin melihat dari dekat lokasi kebakaran yang menewaskan 18 orang itu.
Jadilah Kampung Tanah Merah bak tempat wisata.
Bahkan ada warga yang mengajak anak-anak balita, hingga kekasihnya ke lokasi kebakaran yang ada di wilayah kelurahan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara, itu.
Baca juga: Dirut Pertamina: 18 Orang Meninggal Dunia dalam Peristiwa Kebakaran Depo Plumpang
Tak sedikit pula yang merekam suasana di lokasi kebakaran dengan ponsel mereka.
Saking penuhnya warga membuat suasana di lokasi kebakaran sulit untuk berjalan.
Pasalnya, warga pada berhenti beberapa saat di setiap rumah terdampak kebakaran yang dilihatnya.
"Penasaran aja mau lihat, kebetulan rumahnya enggak jauh dari sini juga," ujar Putra (34) yang turut mengajak dua anaknya ke lokasi kebakaran.
Pantauan TribunJakarta.com, sore hari ini memang penjagaan menuju lokasi kebakaran memang tak seketat pagi tadi.
Saat ini warga dengan bebas masuk ke area lokasi kebakaran.
Sedangkan pada pagi tadi area menuju lokasi kebakaran dijaga oleh aparat kepolisian yang melarang warga tak berkepentingan untuk mendekati area kebakaran.
Data Terbaru 18 Orang Tewas
Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan rasa belasungkawa atas peristiwa kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara pada Jumat (3/3/2023).
Nicke mengkonfirmasi bahwa hingga Sabtu (4/3/2023) sore, korban meninggal dunia dalam peristiwa itu mencapai 18 orang.
Hal itu disampaikan Nicke Widyawati usai menjenguk korban luka di RS Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta.
"Seluruh manajemen Pertamina menyampaikan belasungkawa duka cita yang sebesar-besarnya karena insiden kebakaran pipa di terminal Plumpang ini telah menyebabkan 18 orang yang meninggal," kata Nicke, Sabtu (4/3/2023).
Baca juga: Kapolri Ungkap Ada 12 Jenazah Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang Belum Teridentifikasi
Nicke menyampaikan bahwa pihaknya dan seluruh jajaran Pertamina menyampaikan permohonan maaf yang mendalam atas terjadinya insiden ini
"Tidak ada satupun dari kita yang menginginkan insiden tersebut terjadi," ungkapnya.
Nicke mengatakan hingga kini ada 35 orang yang tengah menjalani perawatan intensif di sejumlah rumah sakit di Jakarta.
Pada korban tersebut tersebar mulai dari 25 orang dirawat di RSPP, di RS Pertamina Jaya 2 orang, RSUD Koja 3 orang, RSCM 1 orang, RS Tugu Koja 2 orang dan RS Pelabuhan 2 orang.
"Total kami monitor terus kami berikan penanganan yang terbaik dan juga kepada keluarga yang ditinggalkan kami juga memberikan perhatian yang sama besar," jelasnya.
12 Jenazah Belum Teridentifikasi
Terpisah, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan masih ada 12 jenazah korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang masih belum teridentifikasi.
"Sementara masih ada 12 lagi yang sedang dilaksanakan pemeriksaan dengan metode pengecekan DNA dan ontologi," ujar Kapolri saat mengunjungi posko DVI post mortem RS Polri, Kramat Jati pada Sabtu (4/3/2023).
Baca juga: Perjuangan Seorang Guru Cari 2 Muridnya yang Hilang dalam Kebakaran Depo Pertamina Plumpang
Ia menuturkan pihaknya baru bisa mengidentifikasi 2 kantong jenazah dari 15 kantong jenazah yang diterima oleh RS Polri Kramat Jati hingga Sabtu (4/3/2023) sore.
"Saat ini proses pemeriksaan post mortem sedang berlangsung, tadi juga sudah dilaporkan dari pemeriksaan jenazah yang saat ini ada di RS Kramat Jati, 2 sudah terindentifikasi dengan pemeriksaan sidik jari," ungkap Kapolri.
Kapolri pun meminta agar pihak keluarga korban untuk melaporkan data-data kepada pihak RS Polri untuk membantu dalam proses identifikasi terhadap 15 kantong jenazah yang telah diterima.
"Bagi masyarakat yang kehilangan keluarga kami membutuhkan kehadiran dari keluarga kandung apakah itu kakak, kakak kandung, adik kandung atau anak kandung ataupun orang tua untuk kita ambil sampel untuk kita bandingkan dengan sampel DNA yang sudah kita ambil dari 12 jenazah yang ada di sini," tukas Kapolri.