Namun saat waktu Maghrib, salah satu jurnalis televisi swasta menerima kabar melalui Handy Talky(HT) ada korban tewas terpanggang dekat kilang nomor 24.
Mayatnya dibawa dengan mobil ambulans ke Polres Jakarta Utara lalu dilanjutkan ke RS Koja.
Pemburu berita yang mendengar informasi tersebut kemudian meluncur ke Polres Jakarta Utara dan benar saja, jenazah korban sudah dimasukkan ke dalam kantung mayat dengan kondisi terpanggang.
Belakangan diketahui korban tewas tersebut adalah seorang petugas di Depo Plumpang yang sedang melakukan kontrol rutin di kilang minyak Pertamina.
Ada kisah lucu saat jenazah hendak dibawa dari Polres Jakarta Utara ke RS Koja.
Baca juga: Saksi Kebakaran Depo Plumpang 2009 Silam, Ada Jaringan Pipa BBM di Bawah Pemukiman Padat Penduduk
Seorang jurnalis televisi swasta ketika itu hendak mengambil gambar saat petugas hendak menutup resleting kantung mayat berwarna kuning.
Bau mayat yang menyeruak menyengat membuat jurnalis tersebut mual dan muntah.
"Jangan buang air liur kalau ada mayat malah baunya nempel, telan ludah saja," kata seorang anggota polisi ketika itu.
"Baunya nempel di hidung," kata jurnalis televisi swasta tersebut.
Tidak hanya itu, ada beberapa warga juga menceritakan soal kondisi Depo Plumpang yang lokasinya berdekatan dengan kawasan padat penduduk.
Pria yang enggan disebutkan namanya tersebut mengisahkan bahwa kadang ada beberapa warga yang nekat memanjat tembok pembatas yang tingginya kurang lebih 10 meter untuk mengambil tetesan BBM dengan ember.
Tetesan BBM hasil pengisian ke truk tangki biasanya cukup banyak dan ditadahi dengan ember.
"Jadi embernya ditinggal, itu ada di kilang yang paling belakang dengan tembok. Warga pada manjat potong kawat," katanya.
Nasib apes juga dialami beberapa awak media ketika meliput kebakaran Depo Plumpang tahun 2009 silam.