TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jumlah korban tewas akibat kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara terus berjatuhan.
Tercatat sebanyak 17 orang tewas dan 50 orang luka-luka akibat peristiwa yang terjadi Jumat malam tersebut.
Lokasi Depo Pertamina Plumpang yang dekat dengan kawasan pemukiman padat penduduk menjadi salah satu penyebab banyaknya korban berjatuhan apalagi kebakaran Depo Pertamina Plumpang bukan kali ini saja terjadi.
Pada Januari 2009 Depo yang lokasinya berada di pinggir jalan tol Pelabuhan Tanjung Priok tersebut juga pernah terbakar.
Satu orang petugas ditemukan tewas terpanggang dekat kilang minyak dalam peristiwa tersebut.
Salah satu warga bernama Eko kembali terbuka memori ingatannya melihat peristiwa kebakaran Jumat malam tersebut.
Baca juga: 639 Jiwa Mengungsi Imbas Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Tersebar di 8 Titik
Pada tahun 2009 ia pernah menghuni rumah kontrakan di sekitar Depo Plumpang.
Eko menyebut saat peristiwa kebakaran terjadi tahun 2009 jarak rumah kontrakannya dengan tembok pembatas Depo Plumpang hanya satu kilometer.
Meski jaraknya cukup jauh hawa panas akibat kebakaran sangat dirasakan menyengat oleh Eko.
"Ingat banget tahun 2010 waktu masih ngontrak di Priok jarak kontrakan ke Depo Plumpang 1 kilometer lebih tapi panas api nya lebih dari 1 kilometer," ujar Eko saat bercerita kepada Tribun, Jumat(3/3/2023).
Menurut Eko, lokasi kilang minyak Depo Plumpang memang sangat dekat dengan pemukiman penduduk.
Pembatas antara Depo Plumpang dengan rumah-rumah penduduk hanya dibatasi tembok tinggi.
Posisi tangki BBM Pertamina yang dekat dengan pelabuhan ada beberapa titik, diantaranya di samping RS Koja, di samping TPK Koja dan dekat Bogasari.
Kejadian pada tahun 2009 silam kata Eko juga terjadi pada malam hari, tepatnya pukul 21.00 WIB.