"Sama sekali enggak ada rumah. Pada kebingungan," katanya.
Didah berharap, ada bantuan dari Pemerintah, sehingga kediamannya bisa direnovasi dan bisa dihuni kembali.
"Pengennya dibangun lagi, biar utuh rumah. Pengennya buru-buru. Kita juga butuh tempat tinggal," ungkap Didah.
Ia mengaku bekerja. Sedangkan, sang suami berprofesi sebagai pengendara ojek online (ojol).
Meski demikian, Didah mengaku, kondisi ekonomi ia dan sang suami, sudah tak menyanggupi lagi untuk merenovasi rumah dan kontrakannya itu.
"Kondisi keuangan, boro-boro buat ngebangun (rumah dan kontrakan). Sehari-hari juga susah," ungkapnya.
"Rakyat ini gimana, sedangkan rumah habis semua."
Sementara itu, Didah mengatakan, belum ada upaya komunikasi perihal bantuan tempat tinggal itu antara warga dengan Pemerintah.
Namun, lanjutnya, para kepala keluarga baru menemui Ketua Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) setempat.
Sebelumnya, Rohayah (53), satu di antara warga yang selamat dari insiden Kebakaran Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023).
Ia ditemui Tribunnews.com, di tenda pengungsian di Kantor Palang Merah Indonesia (PMI), Jakarta Utara.
Warga RT 6 RW 1, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara itu mengatakan, belum mengetahui sampai kapan akan tinggal di tenda pengungsian.
"Belum tahu. Belum dengar sampai kapan di pengungsian," katanya, saat diwawancarai, Senin (6/3/2023).
"Seandainya udah ada batas waktu (pengungsian). Saya pergi kemana. Rumah rusak," lanjutnya.
Baca juga: Komisi VII DPR Tunggu Hasil Penyelidikan Kepolisian dan Audit Investigatif Depo Pertamina Plumpang