TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah pengungsi akibat kebakaran Depo Pertamina Plumpang di Kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Utara mengaku kebingungan akan tinggal dimana jika tenda pengungsian berakhir.
Menanggapi hal itu, Kepala Markas PMI Jakarta Utara (Jakut) Nurhasanudin mengatakan, pihaknya memiliki rencana kerja tujuh hari terkait bantuan bagi warga terdampak kebakaran Depo Pertamina itu.
Adapun tujuh hari tersebut, terhitung, sejak Sabtu (4/3/2023) lalu.
Meski demikian, Nurhasanudin menjelaskan, pihaknya akan melakukan identifikasi soal penambahan hari rencana kerjanya.
"Kita punya rencana kerja 7 hari. Kita akan identifikasi," kata Nurhasanudin, saat ditemui, Selasa (7/3/2023).
Sebab, lanjutnya, PMI Jakut akan mengurus para warga terdampak sesuai amanah dari Ketua Umum Palang Merah Indonesia, Jusuf Kalla (JK).
"Kita akan tetap mengurus sesuai amanah pak JK. Kita akan urus mereka-mereka yang memang terdampak betul terhadap peristiwa kemarin," ungkapnya.
Lebih lanjut, soal keberlanjutan penyediaan tenda pengungsian itu. Nurhasanudin mengatakan, memang akan memulangkan pengungsi yang rumahnya sudah layak dihuni kembali.
"Tapi bagi yang rumahnya sudah layak atau sebagainya kita akan pulangkan mereka," ujarnya.
Sehingga, jelasnya, pengungsian warga itu dipindahkan ke rumah masing-masing.
"Untuk kebutuhan kita akan suplai dari sini. Butuh apa, misalnya air minum kita suplai," jelas Nurhasanudin.
"Jadi jadikan rumah mereka itu pengungsian," sambungnya.
Menurut Nurhasanudin, pengungsian di rumah warga justru lebih layak dibandingkan pengungsian di Kantor PMI Jakut.
"Sebenarnya lebih layak di sana. Seburuk-buruknya rumah ya tetap lebih nyaman di rumah."