Lambat laun, lahan kosong itu lalu diserbu para pemulung besi tua dan sampah daur ulang lainnya hingga menjadi sebuah perkampungan kumuh.
Seiring berjalannya waktu, perkembangan Kota Jakarta semakin memancing pendatang ke ibu kota.
Ini berimbas pada Kampung Boncos yang semakin ramai didatangi pendatang dari daerah-daerah lain.
“Mayoritas orang-orang yang mengontrak di lingkungan itu ialah kuli angkut di Pasar Tanah Abang hingga PSK (pekerja seks komersial). Ada juga warga negara asing, kebanyakan dari Afrika,” ujar Azwar.
Sejalan dengan semakin banyaknya pendatang dengan latar belakang beragam yang tinggal di Kampung Boncos, berbagai jenis narkoba pun mulai masuk ke permukiman ini.
Hingga akhirnya pada tahun 2002, saat heroin mulai populer di Indonesia, Kampung Boncos berubah menjadi lokasi peredaran narkoba secara terang-terangan.
"Itu orang jual beli narkoba sudah seperti jual kambing. Tidak ada malu-malunya, padahal mereka semua pendatang bukan warga asli sini," terang Azwar.
Baca juga: Ekonomi Dunia Boncos, Goldman Sachs Hingga Bank of America Pangkas 50 Persen Gaji Karyawan
Barulah pada tahun 2005, polisi mulai sering melakukan operasi pemberantasan narkoba di Kampung Boncos.
Lantaran polisi kerap melakukan operasi, peredaran narkoba di Kampung Boncos mulai bersifat tertutup.
Meski demikian, bukan berarti tak ada transaksi narkoba di kampung ini.
Berulang kali polisi melakukan penggerebakan dan melakukan penangkapan terhadap penggguna ataupun pengedar narkoba di Kampung Boncos.
Arsip perihal penggerebakan dan penangkapan terkait narkoba dengan mudah ditemukan apabila kita mengetikkan kata Kampung Boncos.
Pernah didekalarasikan jadi kampung bersih narkoba
Pada 14 Desember 2022 lalu, jajaran Polda Metro Jata dan Polres Metro Jakarta Barat melakukan deklarasi kampung bersih narkoba di Kampung Boncos.