Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menko Polhukam Mahfud MD mewanti-wanti perusahaan kabel optik usai menjenguk Sultan Rifat Alfatih di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Sultan merupakan seorang mahasiswa yang menjadi korban jeratan kabel optik dan kini masih menjalani perawatan.
Ia menuturkan kasus ini menjadi atensi pemerintah untuk segera dievaluasi.
"Ditegakkan aturannya. Misalnya kalau kabel-kabel sudah bekas itu diganti supaya diangkut ke tempat pembuangan atau tempat pemusnahan," kata Mahfud MD usai menjenguk Sultan Rifat Alfatih di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (4/8/2023).
Baca juga: Mahfud MD hingga Kapolri Turun Tangan Kasus Sultan Terjerat Kabel Optik
Mahfud berujar, kabel-kabel bekas tak befungsi sudah seharusnya diangkut ke tempat pembuangan.
Selain mengganggu, kabel-kabel bekas itu tak enak dipandang mata.
"Karena kabel yang menumpuk tidak diangkut itu juga mengganggu yang kabel yang befungsi pada saat mengganggu orang kerja juga, dan tidak enak dipandang," sambungnya.
Kedepan Mahfud mendorong pihak PT Bali Tower selaku pemilik kabel perlu melakukan mediasi kepada keluarga Sultan Rifat.
"Kalau hukum yang paling bagus mulai dengan mediasi, selesai dengan mediasi, kedua pihak ketemu, lalu mau apa dan bagaimana, itu nomor satu," kata Mahfud MD.
Nantinya jika dengan cara mediasi permasalahan ini tak kunjung rampung maka pengadilan lah yang akan menyelesaikanya.
"Karena konfliknya tidak selesai dengan cara baik baik, sehingga harus lembaga pengadilan yang mengurus," sambung mantan pimpinan MK itu.
Bersurat ke Presiden Jokowi dan Mahfud MD
Kepada YTH
Bapak Joko Widodo selaku Presiden Republik Indonesia
Bapak Mahfud MD selaku Menko Polhukam RI
Selamat siang nama saya Sultan Rif’at Alfatih. Saya adalah mahasiswa Fisip Universitas Brawijaya, Malang. Usia saya saat ini 20 tahun
Kondisi saya saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Saya adalah korban kecelakaan akibat kabel fiber optic yang menjuntai yang berlokasi di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan pada tanggal 5 Januari 2023
Atas akibat dari kecelakaan tersebut, saya sampai saat ini makan dan minum melalui selang NGT Silikon yang dimasukkan ke dalam hidung saya yang setiap bulan sekali harus saya ganti.
Area tenggorokan saya mengalami kerusakan parah yang mengakibatkan rusaknya saluran makan dan saluran pernafasan saya.
Akibatnya, menelan air ludah pun saya tidak bisa lakukan, sehingga setiap 2 menit sekali saya harus mengeluarkan air liur saya dan setiap kali saya ingin tidur saya harus menyedot air liur beserta lendir yang masuk ke saluran pernafasan saya dengan menggunakan mesin sedot.
Kepada pak Jokowi dan pak Mahfud MD, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan kepada bapak-bapak sekalian.
Saya ingin cepat sembuh, dan diobati secepatnya, karena saya sendiri sudah tidak kuat berlama-lama lagi di kondisi seperti ini.
Karena saya sudah ingin kembali produktif, kembali kuliah dan bisa melanjutkan aktivitas saya layaknya manusia normal.
Saya ingin pihak yang bersangkutan segera bertanggungjawab atas kelalain yang sudah dilakukan sehingga membuat saya seperti ini kondisinya.