"Tersangka AI merencanakan bahwa nantinya tersangka AI menelepon korban, mengajak untuk satu kendaraan dengan alasan menemui rekan bisnis," kata Rio.
"Korban diminta duduk di sebelah kiri bangku depan (penumpang). Sementara itu, tersangka S duduk di bangku belakang sebelah kiri, sedangkan tersangka N di belakang tersangka AI," imbuhnya.
Ketika tiba di Tol Tanah Tinggi, Batu Ceper, Kota Tangerang, Rabu malam sekitar pukul 20.30 WIB, AI memberikan isyarat berupa ketukan.
Isyarat itu merupakan tanda agar N dan S mengeksekusi korban.
"Setelah suara ketukan itu berbunyi, tersangka S memegang dan menarik kedua tangan korban dari arah belakang."
"Lalu, tersangka N mengikat dan menjerat leher korban dengan tali ties," terang Rio, dilansir Kompas.com.
Baca juga: PHL Dishub DKI Dalang Kasus Percobaan Pembunuhan terhadap Bripka Taufan, Motifnya Sakit Hati
Bripka Taufan sempat melakukan perlawanan, tetapi gagal karena tubuhnya ditindih S.
Dalam posisi sudah berpindah ke bangku depan dan menindih Bripka Taufan, N bergegas mengikat tangan korban di antara jok mobil menggunakan tali ties.
N mengintruksikan agar korban tak melawan.
"Tersangka N mengambil sebilah badik dan mengancam agar korban diam."
"Tapi, korban berontak sehingga pisau badik yang dipegang tersangka N melukai jari korban," urai Rio.
Mengetahui korban yang masih memberontak, N juga mengikat kaki dan menutup mulut korban menggunakan lakban.
Kepala korban juga ditutup menggunakan jaket.
"Kemudian diancam akan dibunuh," ujar Rio.